Tiga atlet cabang olahraga tembak Korea Utara menangis terharu di podium setelah memenangi medali emas pertama Asian Games untuk negaranya, Kamis (28/9).
Trio atlet itu memberi hormat dan tak berapa kemudian mencucurkan air mata ketika bendera Korea Utara — merah, putih dan biru—dikerek di Hangzhou, China. Pengibaran bendera Korea Utara itu bertentangan dengan putusan Badan Anti-Doping Dunia (World Anti-Doping Agency/ WADA)
Prestasi itu adalah medali emas pertama Korea Utara dalam Asian Games dan kompetisi internasional besar pertama sejak pandemi COVID-19. Korea Utara tidak berlaga pada Olimpiade Tokyo 2021 dan dilarang mengikuti Olimpiade Musim Dingin di Beijing, China.
Paek Ok Sim, Pang Myong Hyang dan Ri Ji Ye memenangi kompetisi 10m running target beregu putri, mengalahkan tim Kazakhstan dan Indonesia.
Tak lama kemudian, Korea Utara mengantongi dua emas lagi. Keduanya dari atlet senam An Chang Ok, yang juga menangis terharu atas kemenangannya.
Rentetan medali ema situ menambah jumlah perolehan medali Korea Utara di Hangzhou menjadi 12.
Bendera Korea Utara dipajang saat upacara pembukaan dan pada saat upacara pemberian medali, meski seharusnya tidak diperbolehkan karena pelanggaran doping.
Pada 2021, WADA menyatakan badan anti-doping nasional Korea Utara “tidak patuh” dan menjatuhkan sejumlah sanksi.
Pada Minggu (24/9), Ketua Dewan Olimpiade Asia Raja Randhir Singh membela keputusan organisasinya untuk mengizinkan Korea Utara untuk mengibarkan benderanya.
“Kami sedang membahas dengan mereka (WADA) dan Korea Utara juga sudah menulis surat kepada mereka untuk menjelaskan posisi mereka,” kata Singh, yang juga penjabat presiden OCA. [ft/es]
Forum