Lembaran kertas berupa buku pelajaran, piagam penghargaan, hingga dokumen ujian dan ijazah tampak berserakan dan tampak dijemur di halaman SMP 6 Solo, Selasa (21/6). Lembaran-lembaran kertas tersebut masih basah dan bercampur lumpur.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan didampingi Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, mengamati kondisi di dalam sekolah tersebut. Kepala Sekolah SMP 6 Solo, Poernama Irianto, mengatakan banjir merendam sebagian dokumen dan perlengkapan di sekolah tersebut akhir pekan kemarin. Poernama menambahkan perangkat komputer untuk pembelajaran siswa juga rusak terendam banjir.
“Banjir merendam sekolah ini hingga ketinggian air setengah meter. Kita upayakan menyelamatkan barang-barang di sekolah. Tetapi masih ada buku pelajaran, berkas atau dokumen, piagam, ijazah, maupun perangkat komputer yang terendam banjir. Semua sudah kita bersihkan bersama-sama, yang masih basah kita jemur. Semoga masih bisa dipakai," kata Poernama Irianto.
Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemkot Solo menyebutkan ada sekitar 25 sekolah terendam banjir. Tim Pemkot masih menginventarisir jenis kerusakan yang terjadi di berbagai sekolah di Solo yang terendam banjir ini.
Walikota Solo, Hadi Rudyatmo pun menyatakan Solo dalam kondisi darurat banjir. Sekitar 1.000 keluarga di Solo menjadi korban banjir akhir pekan kemarin.
"Solo saya tetapkan dalam kondisi darurat banjir. Ini kita tetapkan darurat banjir, sebagai walikota saya sudah melihat kondisi di lapangan. Jangka waktu kondisi darurat kan ada tiga hari, tujuh hari, dan 15 hari. Kita mulai tiga hari ini dulu, kalau masih darurat ya kita perpanjang jadi tujuh hari. Lihat situasi dan kondisi dulu, cuaca, kalau nanti sore banjir lagi, ya kita perpanjang masa darurat banjir ini," kata Walikota Solo Hadi Rudyatmo.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, mengatakan Tim Kementeriannya bekerjasama dengan berbagai pemerintah daerah terkena bencana alam masih mendata sekolah yang rusak akibat bencana alam antara lain banjir dan longsor. Mendikbud, Anies menyatakan pemerintah siap menanggung semua perbaikan yang dialami sekolah yang terdampak bencana alam ini.
“Kami mengapresiasi pemerintah daerah yang sedang mengalami bencana alam bergerak cepat. Kita berkoordinasi terus. Kita sudah terjunkan tim ke berbagai daerah yang terkena bencana untuk mendata dan melihat kondisi di lapangan. Kami siap untuk memperbaiki di sekolah-sekolah yang rusak akibat bencana alam, mulai dari fasilitas, sarana prasarana, sampai pada kebutuhan anak-anak dalam belajar," kata Mendikbud Anies Baswedan.
"Kita siap bantu semuanya. kita harus memastikan saat hari pertama masuk sekolah, pertengahan Juli mendatang, semua infrastruktur sekolah yang terdampak bencana siap. Kita ingin memastikan anak-anak datang ke sekolah, seakan-akan tidak terjadi bencana alam,” lanjutnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB merilis data banjir dan longsor di 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Menurut BNPB. longsor di Purworejo menewaskan 43 orang dan mengakibatkan sembilan lainnya hilang. Masih menurut BNPB, banjir juga merendam tujuh kecamatan di Kota Padang, Sumatera Barat.
Sepanjang tahun ini hingga Juni 2016, BNPB menyatakan telah terjadi 1.053 bencana di Indonesia. Bencana-benacan itu menewaskan157 orang, memaksa 1,7 juta orang mengungsi, dan merusak ratusan ribu rumah. Mayoritas bencana alam yang terjadi adalah banjir dengan 429 kejadian, diikuti puting beliung dengan 310 kejadian, dan longsor dengan 255 kejadian. Fenomena La Nina ini diperkirakan terjadi hingga September mendatang yang berimbas pada meningkatnya hujan selama musim kemarau. [ys/ab]