Tautan-tautan Akses

Menguatkan Kembali Pancasila Melalui Pendidikan


Peserta Seminar "Praktik Pancasila Dalam Dunia Pendidikan", bertekad menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan (foto Petrus Riski/VOA).
Peserta Seminar "Praktik Pancasila Dalam Dunia Pendidikan", bertekad menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila melalui pendidikan (foto Petrus Riski/VOA).

Munculnya berbagai konflik yang dilandasi perbedaan identitas menjadi alarm bagi setiap elemen bangsa, agar kembali menguatkan persatuan dan kesatuan yang dilandasi kesepakatan bersama. Konsensus itu adalah Pancasila yang digali dan dihasilkan oleh para pendiri bangsa, untuk menyatukan banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia. Demikian intisari dari seminar bertajuk “Praktik Pancasila dalam Dunia Pendidikan” yang diprakarsai oleh Nurcholish Madjid Society di Surabaya, Jumat (19/7).

Pendidikan menjadi elemen penting dalam membentuk manusia Indonesia yang baik. Tidak hanya dari segi pemahaman, pendidikan harus dapat diterapkan dalam kehidupan bersama di masyarakat. Mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila tahun 2018, Yudi Latief mengatakan, pendidikan harus menjadi landasan utama dalam membentuk suatu warga negara yang merupakan pilar utama suatu bangsa.

“Pendidikan itu selain bagaimana membentuk manusia yang baik, juga harus mempersiapkan warga negara seperti apa yang dikehendaki oleh suatu negara bangsa, maka itulah yang harus menjadi proses pembudayaan di lingkungan pendidikan. Jadi, pendidikan selain harus memberikan pengetahuan yang sifatnya umum, keterampilan, tetapi juga harus mempersiapkan peserta didik harus menjadi warga negara yang baik. Selama ini pendidikan yang berorientasi menjadikan warga negara yang baik itu seolah-olah hanya instrumen,” papar Yudi.

Saat ini, pemahaman warga negara terhadap Pancasila tidak lagi berakar kuat. Selain adanya tantangan dengan masuknya berbagai ideologi dari luar, Pancasila juga diuji dari dalam dengan memudarnya kepercayaan masyarakat akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.

Yudi Latief berbicara mengenai pentingnya menanamkan dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan (foto Petrus Riski/VOA).
Yudi Latief berbicara mengenai pentingnya menanamkan dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan (foto Petrus Riski/VOA).

Yudi Latief mengungkapkan, pembudayaan kembali Pancasila sebagai tata nilai harus menjadi prioritas utama, yang harus dijalankan oleh berbagai komunitas yang ada di Indonesia, terutama di dunia pendidikan.

“Yang sangat penting sekarang kita membudayakan lagi Pancasila sebagai tata nilai. Itu prioritas. Nah, kalau sebagai tata nilai sebenarnya agen utamanya itu komunitas. Komunitas apa yang bertanggung jawab di dalam membudayakan nilai Pancasila, ya komunitas sekolah, komunitas agama, komunitas kerja, komunitas lingkungan, komunitas media, komunitas adat, dan komunitas ormas dan orpol, terutama adalah komunitas sekolah. Ini penting karena itu membentuk karakter pada tingkat yang dasar dan lebih sistematik,” lanjut Yudi.

Pancasila, menurut Yudi, merupakan identitas nasional bangsa Indonesia, yang terdiri atas beragam identitas yang berbeda-beda. Kuatnya persepsi warga negara terhadap identitas nasional akan semakin menguatkan kehidupan demokrasi suatu negara. Melalui Pancasila sebagai kesepakatan bersama, konflik di tengah masyarakat dapat dicegah sehingga kesejahteraan akan dapat terwujud.

“Demokrasi itu hanya bisa dijalankan secara efektif, kalau wawasan tentang national identity itu kuat. Kalau persepsi tentang national identity itu kuat, biasanya demokrasi jauh lebih sehat, bisa dijalankan. Jadi, pertikaian-pertikaian yang tidak perlu yang sifatnya identitas biasanya bisa diatasi. Tapi kalau demokrasi itu ditandai justru oleh persepsi tentang indentitas nasional yang menyempit, atau mengalami penurunan, biasanya kebebasan demokratis itu mengarah pada pertikaian yang lebih akut, karena ketika kita bertikai, tidak ada lagi titik-titik konsensus nilai, core values yang disepakati,” tambahnya.

Dimunculkannya persoalan identitas bangsa, seperti agama, ras dan suku bangsa, menjadi keprihatinan banyak kalangan. Setiap orang sudah semakin kehilangan pemahamannya mengenai nilai-nilai kebangsaan yang terangkum dalam Pancasila, sehingga perbedaan menjadi sebuah ancaman dan sesuatu yang harus diseragamkan.

Ketua Dewan Pembina Nurcholish Madjid Society, Omi Komaria Madjid menuturkan, pemahaman mengenai Pancasila sebagai dasar negara serta pemersatu bangsa, tidak bisa hanya diajarkan melainkan harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama melalui dunia pendidikan.

“Untuk membuat rakyat semua mengerti itu melalui pendidikan. Nah, dari SD kemudian meningkat, meningkat, memang perlu sekali, kalau tidak begitu kan orang tidak tahu. Seperti dulu P4 kan cuma ceramah saja, tidak ada prakteknya. Orang kan tidak tahu, cuma teori saja, lalu lupa. Memang dalam pendidikan harus dipraktekkan,” tukas Omi. (pr/lt)

Recommended

XS
SM
MD
LG