Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis, akan melakukan perjalanan ke Korea Selatan dan Jepang pekan ini.
Pentagon mengatakan, keputusan Menhan AS untuk menjadikan Asia Timur sebagai lawatan luar negeri resmi pertamanya itu ditujukan untuk mengukuhkan komitmen James Mattis yang telah berlangsung lama untuk membela sekutu-sekutunya dari ancaman nuklir dan misil Korea Utara.
Mattis telah berbicara dengan sejawatnya dari Korea Selatan, Menteri Pertahanan Han Minkoo, Selasa (31/1), melalui telepon. Mattis dilaporkan mengukuhkan kembali kewajiban AS untuk menjunjung kesepakatan pertahanan bersama yang akan mencakup perluasan usaha penangkalan -- jaminan bahwa angkatan bersenjata Amerika Serikat akan membantu mengonter setiap serangan Korea Utara terhadap sekutu-sekutu Amerika Serikat dengan senjata-senjata konvensional dan bahkan senjata nuklir taktis Amerika Serikat.
Selain itu, kedua menteri pertahanan tersebut sepakat untuk membangun sistem pertahan misil Amerika Serikat THAAD di Korea Selatan, meski ada keberatan dari China dan tentangan yang meningkat di Korea Selatan.
Presiden Trump juga telah berbicara dengan penjabat Presiden Korea Selatan Hwang Kyo-ahn pekan ini untuk mengatakan bahwa AS akan tetap menjadi sekutu militer yang kuat bagi negara itu. PM Jepang Shinzo Abe akan bertemu Trump di Gedung Putih 10 Februari ini.
Sejumlah pengamat mengatakan, kunjungan Mattis ke Asia Timur ditujukan untuk meredakan kekhawatiran negara-negara di wilayah itu atas komiten pertahanan Amerika Serikat. Belum lama ini. Trump mengeluarkan kecaman yang menuding bahwa banyak negara di Asia mengandalkan Amerika Serikat dalam usaha pertahanan mereka namun tidak cukup terlibat dalam menanggung biayanya.
Selama kampanye Trump mengisyaratkan ia mungkin akan menarik mundur pasukan AS dan membiarkan sekutu-sekutu AS mengembangkan senjata nuklir untuk membela diri, kecuali mereka sepakat untuk membayar sejumlah besar dana untuk memperoleh perlindungan militer AS. [ab/as]
