Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper mengatakan pembatalan perjanjian bilateral dengan Filipina yang mencakup kunjungan pasukan militer Amerika ke sana "akan menjadi langkah ke arah yang salah."
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi pemberitahuan resmi kepada AS tentang keputusannya membatalkan Perjanjian Kunjungan Pasukan (Visiting Forces Agreement/VFA) pada Senin (10/2/2020) malam. Sebelumnya, Filipina telah berulang kali mengancam akan menurunkan aliansi militer kedua negara. Perjanjian pada 1998 itu memberi izin bagi ribuan pasukan Amerika yang mendapat giliran tugas ke Filipina untuk mengadakan puluhan latihan bantuan militer dan kemanusiaan setiap tahun.
Epser mengatakan langkah Filipina itu, yang mulai berlaku dalam 180 hari, bertentangan dengan upaya-upaya bilateral dengan Filipina dan usaha kolektif dengan sekutu-sekutu regional untuk mendorong China agar patuh pada norma-norma internasional di kawasan itu.
Duterte mengindikasikan ia lebih senang hubungan dengan China dan Rusia daripada dengan Amerika. Juru bicaranya, Selasa (11/2/2020), mengatakan alasan membatalkan VFA adalah guna memungkinkan militer Filipina menjadi lebih mandiri.
Langkah itu juga dilakukan setelah panglima tertinggi Duterte dalam perang melawan narkoba, mantan kepala polisi Ronald dela Rosa, mengatakan visanya ke Amerika dibatalkan.[ka/ii]