Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin pada Jumat (2/8) mencabut kesepakatan tawar-menawar yang disepakati awal pekan ini dengan pria yang dituduh mendalangi serangan 11 September, Khalid Sheikh Mohammed, dan dua kaki tangannya. Ketiganya ditahan di penjara militer AS di Teluk Guantanamo, Kuba.
Pentagon mengatakan pada Rabu (31/7) bahwa pihaknya sudah mencapai kesepakatan dengan para tersangka, tetapi tidak menjelaskan perinciannya. Seorang pejabat AS mengatakan kesepakatan tersebut sudah hampir pasti akan mencakup pengakuan bersalah sebagai imbalan penghapusan hukuman mati.
Namun pada Jumat, Austin membebaskan Susan Escallier, yang mengawasi pengadilan perang Guantanamo di Pentagon, dari kewenangannya untuk membuat perjanjian praperadilan dalam kasus tersebut dan mengambil alih tanggung jawab itu.
"Efektif segera, dalam menjalankan kewenangan saya, saya dengan ini menarik diri dari ketiga perjanjian praperadilan...," tulis Austin dalam sebuah memo.
Banyak anggota parlemen Partai Republik, termasuk Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Mike Johnson dan Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, mengkritik keras kesepakatan tawar-menawar tersebut.
Mohammed adalah narapidana paling terkenal di fasilitas penahanan di Teluk Guantanamo, yang didirikan pada 2002 oleh Presiden AS saat itu, George W. Bush, untuk menampung tersangka militan asing setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Mohammed dituduh mendalangi rencana untuk menerbangkan pesawat penumpang komersial yang dibajak ke World Trade Center di New York City dan ke Pentagon. Serangan 9/11, demikian sebutannya, menewaskan hampir 3.000 orang dan menjerumuskan Amerika Serikat ke dalam perang yang akan berlangsung selama dua dekade di Afghanistan.
Kesepakatan tawar-menawar juga telah dicapai oleh dua tahanan lainnya: Walid Muhammad Salih Mubarak Bin 'Attash dan Mustafa Ahmed Adam al Hawsawi. [ft/ah]
Forum