Dalam kunjungannya ke Kabul, Rabu (27/9), Menhan Amerika Serikat Jim Mattis mengatakan, Amerika Serikat dengan strategi barunya untuk memecah kebuntuan dengan para pemberontak Taliban, tidak akan menyerah dalam perang di Afghanistan.
"Dengan strategi Asia Selatan baru yang berbasis kondisi kita akan memiliki posisi lebih baik dalam mendukung Afghanistan dan pasukan militernya dalam memerangi teroris,” kata Mattis. “Kita tidak akan meninggalkan Afghanistan berada di tangan musuh keji yang berusaha merebut kekuasaan.”
Sekjen NATO Jens Stoltenberg, yang juga berada di Kabul, mengukuhkan komitmen NATO terhadap Afghanistan. "NATO tidak akan menyerah ketika situasinya semakin parah. “ katanya. “Kami akan memenuhi janji kami.”
Kunjungan Mattis ke Afghanistan Rabu ini (27/9) merupakan kunjungan dadakan pertamanya sejak Gedung Putih mengumumkan revisi rencana perang pimpinan Amerika Serikat di negara itu.
Mattis mendarat di Kabul, perhentian keduanya dalam lawatan ke Asia Selatan yang dimulai di New Delhi.
Rencana Presiden Donald Trump terkait Aghanistan, yang diumumkan bulan lalu, mengharapkan para pemain regional, termasuk India, memainkan peran lebih besar dalam membantu memecah kebuntuan dengan para pemberontak Taliban.
Pada perhentiannya di ibukota India tersebut, Mattis memuji kontribusi tak ternilai India terhadapAfghanistan, dan menyambut usaha-usaha lebih lanjut untuk menyokong demokrasi, stabilitas dan keamanan di Afghanistan.
Sejawat Mattis dari India, Menteri Pertahanan Nirmala Sitharaman, berjanji akan memperkokoh kerjasama dengan Kabul, meski ia telah menutup kemungkinan untuk mengirimkan pasukan India ke Afghanistan.
Rencana baru Amerika Serikat itu juga termasuk peningkatan keberadaan militer di Afghanistan. Mattis baru-baru ini mengumumkan akan mengirim lagi 3.000 tentara, sehingga jumlahnya kelak akan mencapai 14.000 orang. [ab/uh]