Menteri Keuangan Amerika Timothy Geithner membela kesepakatan kompromi yang dicapai untuk memangkas pengeluaran dan meningkatkan pagu utang negara, dengan mengatakan bahwa kesepakatan itu memberi para pejabat pemerintah peluang untuk memperbaiki sistem yang rusak.
Menulis di Washington Post edisi Rabu, Geithner mengatakan kesepakatan mengenai utang - yang dicapai menjelang tengat waktu itu dan ditandatangani Selasa - itu membebaskan Amerika dari kemungkinan gagal membayar kewajiban finansialnya, yang dapat mengakibatkan kenaikan suku bunga dan memaksa para konsumen mengeluarkan lebih banyak uang untuk membayar kartu kredit dan pinjaman-pinjaman yang diperlukan lainnya.
Ia mengatakan kesepakatan itu memungkinkan pemerintah melakukan investasi di bidang pendidikan, teknologi, prasarana yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi.
Kesepakatan itu juga mendapat sejumlah kecaman.
CEO salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia mengatakan Rabu, kesepakatan itu “mempersuram prakiraan ekonomi Amerika yang sudah rapuh”. Menulis di Financial Times, Mohamed El-Erian dari Pimco memperingatkan bahwa kesepakatan itu hanya sedikit mempengaruhi usaha untuk mengurangi defisit negara sesungguhnya dan menunda keputusan-keputusan untuk masalah-masalah penting.
Lembaga-lembaga besar pemeringkat kredit juga menunjukkan sikap hati-hti.
Lembaga pemeringkat keuangan Moody, Selasa malam, mengatakan, lembaga itu akan mempertahankan peringkat tinggi Amerika -- yakni AAA -- namun memperingatkan bahwa prakiraan di masa mendatang negatif. Lembaga pemeringkat Fitch mengatakan, resiko Amerika gagal membayar utang masih sangat rendah namun menambahkan bahwa lembaga itu ingin melihat rencana yang bisa dipercaya untuk mengurangi lebih lanjut defisit anggaran Amerika.
