ISRAEL —
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry berada di Israel, berusaha mencapai persetujuan mengenai kesepakatan memperpanjang pembicaraan perdamaian Timur Tengah yang terancam oleh keengganan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membebaskan tahanan lagi. Kerry bertemu Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara terpisah Senin (31/3) malam.
Kerry mengatakan ini saatnya "sebagian penilaian harus dibuat" untuk maju menuju solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
Ini kedua kali dalam waktu kurang dari seminggu Menteri Kerry mengubah jadwal dan datang ke kawasan Timur Tengah untuk berusaha mencegah agar pembicaraan perdamaian tidak ambruk gara-gara kontroversi tahanan.
Pimpinan Israel menginginkan proses perdamaian diperpanjang sampai melewati akhir bulan depan sebelum mereka membebaskan tahanan lagi, dengan alasan Palestina tidak akan memiliki insentif untuk melanjutkan pembicaraan setelah tahanan dibebaskan. Palestina menyatakan mereka akan mundur dari pembicaraan jika Israel menolak membebaskan para tahanan, di antaranya warga Arab Israel yang ditahan sebelum perjanjian damai Oslo tahun 1993.
Perundingan perdamaian itu menjadi lebih bermasalah akhir-akhir ini karena Israel menolak membebaskan sekelompok terakhir tahanan orang Palestina seperti yang dijanjikan sebelumnya.Kerry menolak merinci upaya Amerika untuk mengatasi kebuntuan itu.
Janji pembebasan itu adalah bagian dari persetujuan yang membawa kedua pihak kembali ke meja perundingan untuk periode sembilan bulan sejak bulan Juli lalu.
Israel berjanji membebaskan kelompok itu sebagai bagian dari kesepakatan yang meluncurkan perundingan perdamaian sembilan bulan sebagai imbalan atas persetujuan Palestina untuk tidak mengambil tindakan diplomatik terhadap Israel di organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sementara ia telah menjalani seluruh pembicaraan itu, Kerry menolak secara terbuka membahas secara rinci upaya Amerika mengatasi kebuntuan masalah tahanan.
"Menurut saya, tidak pantas menghakimi apa yang mungkin atau tidak mungkin terjadi karena sebenarnya ini adalah urusan antara Palestina dan Israel, dan apa yang siap dilakukan Perdana Menteri Netanyahu," kata Kerry.
Rabu lalu, Menteri Kerry bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Yordania sebelum kembali ke Italia untuk ikut dalam pertemuan Presiden Barack Obama dengan Paus Fransiskus. Pembicaraan di Tel Aviv ini dilakukan di sela-sela pertemuan Minggu malam di Paris dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dan pertemuan menteri-menteri luar negeri anggota NATO di Brussels yang akan dimulai Selasa ini.
Kerry mengatakan ini saatnya "sebagian penilaian harus dibuat" untuk maju menuju solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
Ini kedua kali dalam waktu kurang dari seminggu Menteri Kerry mengubah jadwal dan datang ke kawasan Timur Tengah untuk berusaha mencegah agar pembicaraan perdamaian tidak ambruk gara-gara kontroversi tahanan.
Pimpinan Israel menginginkan proses perdamaian diperpanjang sampai melewati akhir bulan depan sebelum mereka membebaskan tahanan lagi, dengan alasan Palestina tidak akan memiliki insentif untuk melanjutkan pembicaraan setelah tahanan dibebaskan. Palestina menyatakan mereka akan mundur dari pembicaraan jika Israel menolak membebaskan para tahanan, di antaranya warga Arab Israel yang ditahan sebelum perjanjian damai Oslo tahun 1993.
Perundingan perdamaian itu menjadi lebih bermasalah akhir-akhir ini karena Israel menolak membebaskan sekelompok terakhir tahanan orang Palestina seperti yang dijanjikan sebelumnya.Kerry menolak merinci upaya Amerika untuk mengatasi kebuntuan itu.
Janji pembebasan itu adalah bagian dari persetujuan yang membawa kedua pihak kembali ke meja perundingan untuk periode sembilan bulan sejak bulan Juli lalu.
Israel berjanji membebaskan kelompok itu sebagai bagian dari kesepakatan yang meluncurkan perundingan perdamaian sembilan bulan sebagai imbalan atas persetujuan Palestina untuk tidak mengambil tindakan diplomatik terhadap Israel di organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sementara ia telah menjalani seluruh pembicaraan itu, Kerry menolak secara terbuka membahas secara rinci upaya Amerika mengatasi kebuntuan masalah tahanan.
"Menurut saya, tidak pantas menghakimi apa yang mungkin atau tidak mungkin terjadi karena sebenarnya ini adalah urusan antara Palestina dan Israel, dan apa yang siap dilakukan Perdana Menteri Netanyahu," kata Kerry.
Rabu lalu, Menteri Kerry bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Yordania sebelum kembali ke Italia untuk ikut dalam pertemuan Presiden Barack Obama dengan Paus Fransiskus. Pembicaraan di Tel Aviv ini dilakukan di sela-sela pertemuan Minggu malam di Paris dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dan pertemuan menteri-menteri luar negeri anggota NATO di Brussels yang akan dimulai Selasa ini.