Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, berada di Qatar untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat-pejabat Arab yang was-was dengan tercapainya perjanjian nuklir negara-negara besar dunia dengan Iran.
Kerry tiba di ibukota Qatar Minggu (2/8) setelah melawat ke Mesir, di mana ia juga membela perjanjian yang dicapai dengan Iran bulan lalu di Wina.
Negara-negara Teluk yang dikuasai kelompok Islam Sunni khawatir Iran yang dikuasai Syiah makin agresif di kawasan itu. Di Kairo, Kerry mengakui peran negatif Iran tapi mengatakan akan lebih mudah menghadapi Iran jika negara itu tidak bisa lagi mengembangkan senjata nuklir.
Kerry akan bertemu dengan menteri-menteri luar negeri Dewan Kerjasama Teluk di Doha hari Senin untuk menindaklanjuti pertemuan Presiden AS Barack Obama dengan para pemimpin negara Arab yang diadakan bulan Mei lalu di Camp David. Saat itu AS berjanji kepada para pemimpin Arab untuk meningkatkan kerjasama keamanan dan mempercepat penjualan alat-alat pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan ancaman Iran.
Arab Saudi adalah anggota terbesar dan paling berpengaruh dalam dewan itu yang juga termasuk Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar dan Uni Emirat Arab yang secara terbuka mendukung perjanjian Iran itu meskipun enggan.
Minggu lalu Departemen LN Amerika mengijinkan penjualan rudal Patriot dan peralatan terkait senilai US$5,4 miliar serta amunisi senilai $500 juta kepada Arab Saudi.
Kunjungan Menlu Kerry ke Qatar dilakukan setelah minggu lalu Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif juga melakukan kunjungan ke Kuwait dan Irak.