Menlu Amerika John Kerry dan Menteri Energi Ernest Moniz hari Selasa (28/7) menghadap komisi Kongres lagi selagi mereka terus mengupayakan dukungan dari anggota legislatif yang bersikap skeptis yang mengevaluasi perjanjian nuklir internasional dengan Iran.
Kongres punya sekitar tujuh minggu lagi dari waktu 60 hari untuk memeriksa perjanjian itu yang membatasi program nuklir Iran sebagai imbalan pengurangan sanksi-sanksi yang merugikan ekonomi Iran. DK PBB menyetujui perjanjian itu minggu lalu dan menetapkan waktu kemungkinan sanksi-sanksi dicabut menjelang akhir tahun.
Kerry dan Moniz yang berkali-kali bertemu dengan pejabat Iran untuk menyelesaikan perjanjian yang sejak lama diinginkan itu dan tercapai awal bulan ini akan bersaksi di hadapan Komisi Hubungan Luar Negeri DPR bersama Menteri Keuangan Jacob Lew.
Ketiga menteri itu ikut dalam sidang dengar keterangan yang sama pada Komisi Hubungan Luar Negeri Senat minggu lalu dimana Kerry mengatakan menolak perjanjian itu sama saja mundur dari kesempatan terbaik untuk menyelesaikan secara damai isu kegiatan nuklir Iran.
Presiden Amerika Barack Obama telah berjanji akan memveto upaya penolakan apapun yang berarti bahwa baik DPR maupun Senat harus mendapat 2/3 suara mayoritas untuk menghambat presiden dan menolak mencabut sanksi-sanksi yang diberlakukan Kongres.
Sanksi-sanksi itu, dan yang diberlakukan oleh PBB dan Uni Eropa, diberlakukan menanggapi tuduhan-tuduhan bahwa Iran menggunakan tehnologi nuklirnya untuk membuat senjata nuklir. Sanksi-sanksi itu telah melumpuhkan ekonomi Iran.
