Diplomat tinggi Amerika Serikat, Kamis (29/7), memulai kunjungan ke Kuwait, di mana ia melangsungkan pembicaraan dengan sejumlah pejabat tinggi negara di Teluk Arab yang telah lama menjadi sekutu setia AS di wilayah yang bergejolak itu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara kepada sekelompok diplomat Amerika sebelum menuju ke istana kerajaan untuk bertemu dengan emir yang berkuasa di Kuwait, Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah.
Departemen Luar Negeri mengatakan Blinken melangsungkan diskusi dengan Kuwait yang kaya minyak tentang kerja sama militer, keamanan regional, dan investasi selama kunjungan singkatnya itu.
Blinken tiba di Kuwait City, Rabu (28/7) malam, dari India, di mana ia berusaha memperkokoh kerja sama regional dalam menghadapi perilaku agresif China di kawasan Indo-Pasifik.
AS dan India adalah bagian dari aliansi regional Quad yang juga mencakup Jepang dan Australia. Aliansi itu dibentuk dalam upaya membantu mengantisipasi pertumbuhan kekuatan ekonomi dan militer China. Washington telah lama memandang New Delhi sebagai mitra utama dalam upaya untuk menanggulangi peningkatan keagresifan China di kawasan Indo-Pasifik, dan hubungan di antara mereka telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Blinken juga mencari dukungan India dalam menstabilkan Afghanistan setelah penarikan pasukan AS selesai pada akhir Agustus.
Negara Kuwait yang berpenduduk hanya 4,1 juta orang -- sedikit lebih kecil dari negara bagian New Jersey di AS -- memiliki cadangan minyak terbesar keenam di dunia. Negara ini telah menjadi mitra penting AS sejak Perang Teluk 1991.
Negara ini menampung sekitar 13.500 tentara Amerika, sebagian besar berbasis di Kamp Arifjan yang terletak di sebelah selatan ibu kota Kuwait, Kuwait City. [ab/uh]