Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry telah memperingatkan rekan-rekannya di Eropa mengenai ancaman yang muncul dengan kebangkitan pemerintahan otoriter di Eropa dan di seluruh dunia.
Berbicara hari Kamis (8/12) pada pertemuan Dewan Menteri Organisasi bagi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) di Hamburg, Kerry mengatakan tren bangkitnya pemikiran otoriter itu disertai kemunduran HAM, pembatasan terhadap media independen dan melonjaknya tindak intoleransi dan kejahatan berlatar belakang kebencian.
"Kita saksikan apa yang terjadi: korupsi yang semakin besar di banyak negara. Meningkatnya otoritarianisme; langkah oleh pemimpin-pemimpin tertentu untuk mengubah konstitusi dalam rangka konsolidasi kekuasaan, berita palsu yang disebarkan lewat platform baru dari media, penyiksaan yang direstui di kalangan tertentu. Tetapi saya tegaskan di sini: fanatisme, penindasan, dan pembungkaman perbedaan pendapat tidak bisa menjadi sesuatu yang normal bagi kita. Setiap pengikisan dari dasar-dasar kebebasan merupakan sebuah langkah menuju tirani,” ujar Kerry.
Kerry juga mengatakan konflik di Ukraina Timur dan pendudukan Rusia terhadap Krimea telah berlangsung terlalu lama dan meminta OSCE agar melanjutkan upaya-upaya untuk merundingkan penyelesaian damai terhadap isu-isu tersebut.
Ia menambahkan bahwa mengakhiri kekerasan jangka pendek tidak boleh mengaburkan kebutuhan jangka panjang Ukraina untuk membangun demokrasi.
Pertemuan dua hari OSCE itu dihadiri menteri luar negeri dari 57 negara anggota organisasi tersebut. Jerman sekarang ini sedang mendapat giliran sebagai ketua OSCE. [uh/ab]