Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan keputusan penting dalam upaya mengatasi pemanasan global, yang baru-baru ini dicapai antara AS dan China merupakan “langkah bersejarah”.
Menlu AS John Kerry berpidato pada konferensi Perubahan Iklim di Lima, Peru, di mana wakil dari 200 negara memulai perundingan yang kritis sejak awal Desember berkenaan sebuah perjanjian iklim baru untuk mengurangi suhu global.
Persetujuan baru itu akan menggantikan Protokol Kyoto, persetujuan global yang habis masa berlakunya tahun 2012 lalu. Sidang di Lima itu mempersiapkan arena bagi sebuah perjanjian yang mengikat di Paris, tahun depan.
Bulan lalu, China dan AS, yang merupakan penghasil polusi terbesar di dunia, menandatangani sebuah persetujuan.
AS berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca antara 26 hingga 28 persen sebelum tahun 2025. Dan untuk pertama kalinya, China memberi jadwal terhadap tindakan-tindakannya, dengan mengatakan, emisi gas rumah kaca akan mencapai puncak menjelang tahun 2030.
Hari Kamis, Kerry juga menyampaikan bahwa adalah tanggung jawab setiap bangsa untuk memerangi perubahan iklim, bukan hanya penghasil polusi besar seperti Amerika Serikat dan China.