Menlu Amerika John Kerry mengatakan Selasa (16/12), kemajuan dalam gencatan senjata di Ukraina timur, perundingan wilayah kekuasaan dan yang disebutnya “penarikan orang-orang tertentu” adalah tanda-tanda “pilihan yang konstruktif” yang bisa “membantu”.
Ia mengatakan tindakan-tindakan itu bisa mengarah pada proses meredakan ketegangan, di mana Rusia mendukung para pejuang separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
Menlu Kerry menyebut sanksi-sanksi ekonomi Amerika, Uni Eropa dan negara-negara lain yang diberlakukan terhadap Rusia menyebabkan perubahan jelas pada kebijakan-kebijakan Presiden Vladimir Putin.
"Sanksi-sanksi tersebut jelas dimaksudkan agar Presiden Putin membuat serangkaian pilihan yang berbeda. Sanksi-sanksi ini sebenarnya bisa dicabut beberapa bulan lalu. Sanksi-sanksi ini bisa dicabut dalam beberapa minggu atau beberapa hari mendatang, tergantung pada pilihan-pilihan yang diambil Presiden Putin," ujar Kerry.
Kerry juga mengatakan penurunan drastis nilai mata uang Rusia, dan jatuhnya harga minyak yang merupakan ekspor penting Rusia menambah tekanan ekonomi pada Rusia.
Malcolm Chalmers dari Royal United Service Institute menyampaikan pandangan serupa dalam wawancara dengan VOA.
"Jatuhnya harga minyak itu bersama sanksi-sanksi ekonomi, kini menempatkan rejim Rusia dalam situasi ekonomi yang tidak bisa dipertahankan. Bukan berarti rejim Putin langsung akan runtuh. Tapi akan makin sulit bagi mereka untuk mempertahankan pengeluaran besar-besaran untuk militer atau subsidi bagi Krimea atau Ukraina timur. Jadi Rusia benar-benar menghadapi kesulitan," kata Chalmers.
Ukraina hanyalah salah satu dari sejumlah isu yang ditangani Menlu Kerry dalam lawatannya ke tiga negara Eropa. Ia juga berupaya untuk mencegah krisis terkait upaya Arab yang didukung beberapa negara Eropa untuk mengajukan sebuah resolusi DK PBB yang akan menetapkan batas waktu bagi penarikan mundur Israel dari Tepi Barat.
Kerry memahami rasa frustrasi yang disebabkan oleh kurangnya kemajuan mengenai pemukiman dan serangkaian serangan dan konfrontasi baru-baru ini. Ia mengatakan langkah-langkah selanjutnya harus dipertimbangkan secara hati-hati agar tidak memperburuk situasi, khususnya di tengah-tengah masa kampanye pemilu di Israel.