Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas di Kota Ramallah, Tepi Barat, hari Kamis (30/11).
Kunjungannya dilakukan ketika Israel dan Hamas pada hari Kamis menyepakati perpanjangan kesepakatan gencatan senjata sementara untuk ketiga kalinya, pada menit-menit terakhir.
AS berharap dapat menemukan cara untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza dan membebaskan lebih banyak sandera, kata Departemen Luar Negeri AS, hari Senin (27/11) lalu.
Kunjungan itu merupakan yang ketiga kalinya bagi Blinken ke wilayah Tepi Barat yang diduduki sejak perang Israel-Hamas dimulai bulan lalu.
Sementara itu, puluhan warga Palestina berkumpul di pusat kota Ramallah untuk memprotes kebijakan AS dan pertemuan Blinken dengan Abbas.
“Kami berdiri di sini sebagai rakyat Palestina, sebagai masyarakat sipil dan mewakili seluruh orang Palestina, untuk mengirimkan pesan yang sangat kuat kepada Blinken dan juga Presiden Otoritas Palestina bahwa Blinken tidak diterima di sini, di Palestina. Ia adalah penjahat perang, ia telah ikut serta dalam genosida terhadap warga Palestina di Gaza,” kata Jamal Juma, salah seorang pengunjuk rasa.
Sebelumnya, Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia mengatakan bahwa sangat penting bagi Israel untuk sangat berhati-hati agar menghindari korban sipil jika negara itu memulai operasi militer besar-besaran di Gaza selatan, di mana ratusan ribu warga Palestina berlindung setelah melarikan diri dari rumah mereka di Gaza utara, sesuai arahan Israel sebelumnya.
Blinken mengatakan kepada Netanyahu bahwa AS akan terus “mendukung hak Israel untuk melindungi diri dari kekerasan teroris sesuai dengan hukum humaniter internasional dan mendesak Israel untuk mengambil segala tindakan yang mungkin diambil untuk menghindari kerugian sipil,” kata Departemen Luar Negeri AS. [rd/jm]
Forum