Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dengan tajam mengkritik seruan Paus Fransiskus agar Ukraina bernegosiasi dengan Moskow, dan mengatakan bahwa dia tidak “memahami” sikap Paus Fransiskus.
Paus memicu kehebohan pada akhir pekan lalu setelah mengatakan dalam sebuah wawancara di televisi Swiss bahwa seseorang harus “memiliki keberanian untuk mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi”, dua tahun setelah invasi Moskow ke Ukraina.
“Saya tidak memahaminya,” kata Baerbock dalam acara bincang-bincang di stasiun televisi publik ARD, Minggu (10/3) malam.
“Saya pikir ada beberapa hal yang hanya dapat Anda pahami jika Anda melihatnya sendiri,” tambah Baerbock, yang telah melakukan perjalanan ke Kyiv beberapa kali sejak dimulainya perang.
Ketika berbicara dengan anak-anak di Ukraina yang menderita akibat perang, dia berkata, "Saya bertanya pada diri sendiri: Di manakah Paus? Paus harus mengetahui hal-hal ini."
Baerbock mengatakan jika Ukraina dan sekutu-sekutunya “tidak menunjukkan kekuatan sekarang, tidak akan ada perdamaian”.
“Kita harus mendukung Ukraina dan melakukan segala yang kita bisa untuk memastikan bahwa Ukraina dapat mempertahankan diri,” tambahnya.
Jerman adalah pemasok bantuan militer terbesar kedua ke Ukraina, setelah Amerika Serikat.
Kyiv menanggapi dengan marah permohonan “bendera putih” Paus, dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan negaranya “tidak akan pernah” menyerah.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga membalas komentar tersebut.
Warga Ukraina dari semua agama berdiri untuk membela negara mereka ketika Rusia menginvasi, katanya dalam pidato malamnya pada hari Minggu.
“Umat Kristen, Muslim, Yahudi – semuanya… Mereka mendukung kami dengan doa, percakapan, dan perbuatan. Inilah arti gereja -- dengan umatnya. Dan tidak berjarak dua setengah ribu kilometer, suatu tempat untuk menjadi perantara antara seseorang yang ingin hidup dan seseorang yang ingin menghancurkan Anda," katanya. [ab/uh]
Forum