Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Senin (11/11) memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bisa saja memanfaatkan masa transisi pascapemilu Amerika Serikat untuk memperkuat keuntungan Moskow di Ukraina; mendesak Berlin dan Eropa meningkatkan bantuan kepada Kyiv.
“Kita tidak punya waktu menunggu hingga musim semi,” kata Baerbock dalam sebuah konferensi di Berlin. “Sekarang adalah fase transisi yang sudah lama ditunggu dan diharapkan oleh Putin.”
Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Amerika Serikat telah menimbulkan keraguan terhadap dukungan berkelanjutan Amerika untuk Kyiv, pada saat Rusia telah bergerak maju ke Ukraina.
Pesan Baerbock ditujukan baik kepada negara anggota Uni Eropa lainnya maupun pihak berwenang di Jerman, di mana terdapat ketidakpastian mengenai tanggal pemilihan setelah runtuhnya koalisi Kanselir Olaf Scholz pekan lalu.
Perang Rusia melawan Ukraina berada di fase yang menentukan dan pertahanan udara Kyiv sangat membutuhkan penguatan, ujarnya.
Menjelang pemilihan Amerika, “terdapat lebih banyak serangan drone ke Kyiv daripada sebelumnya, yang dengan sengaja menargetkan ibu kota,” kata Baerbock. “Perang telah mencapai dimensi baru.”
Ia menyerukan agar Jerman — negara dengan tingkat ekonomi terbesar di Eropa dan pendukung militer terbesar kedua Kyiv setelah Washington — meningkatkan anggaran untuk pertahanan Ukraina, terutama guna membantu menghadapi serangan drone Rusia.
“Kita sekarang membutuhkan, di samping langkah-langkah di tingkat Eropa, lebih banyak sumber daya keuangan dalam anggaran,” kata menteri tersebut, yang terdengar seperti ajakan untuk melonggarkan aturan utang Jerman yang telah menjadi pusat perselisihan politik akhir-akhir ini.
Selain itu, target pengeluaran sebesar dua persen dari PDB untuk pertahanan seperti yang ditetapkan oleh aliansi militer NATO “tidak lagi cukup dalam situasi saat ini,” katanya.
Untuk mengurangi ketidakpastian politik dan membuka jalan bagi kesepakatan pada anggaran tahun depan, dia mendesak kejelasan tentang jadwal pemilihan mendatang di Jerman.
Ketika pemerintahan koalisi runtuh setelah berbulan-bulan pergolakan, Kanselir Olaf Scholz awalnya menjanjikan pemungutan suara untuk menunjukkan kepercayaan (confidence vote) pada pertengahan Januari yang diharapkan akan mengarah pada pemilihan akhir Maret; setengah tahun lebih awal dari yang dijadwalkan sebelumnya.
Namun, karena menghadapi desakan untuk menyelesaikan krisis lebih cepat, Scholz mengatakan ia siap mengadakan pemungutan suara tahun ini. [th/em]
Forum