Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyambut kedatangan menteri luar negeri Rusia dan Iran di tempat peristirahatan Antalya di Laut Tengah sebagai persiapan menjelang pertemuan puncak di Rusia membahas Suriah.
Meskipun Turki, Rusia, dan Iran mendukung oposisi-oposisi yang berlawanan di Suriah, ketiga negara semakin banyak bekerja sama dalam upaya menyelesaikan konflik di negara itu. Tentara ketiga negara dikerahkan untuk menciptakan zona deeskalasi di sebuah wilayah kantong di Idlib, yang merupakan salah satu kubu terakhir pemberontak yang melawan pemerintah Suriah.
Dalam pada itu, meskipun bekerja sama makin erat, agenda ketiga negara semakin mengemuka dengan hampir dikalahkannya ISIS dan pemberontak dalam perang saudara Suriah. Pertemuan di Antalya adalah upaya mengurangi, atau kalau dapat menyelesaikan, perbedaan itu dalam pertemuan puncak.
KTT yang diatur dengan tergesa-gesa itu dilakukan karena perbedaan pendapat terkait rencana Moskow melakukan konferensi mengenai Suriah. Dilaporkan Teheran tidak suka Moskow menjadi tuan rumah konferensi itu, sementara Ankara marah karena milisi Kurdi Suriah PYD diundang. Ankara menuduh PYD terkait dengan pemberontakan Kurdi di Turki.
Fakta bahwa ketiga negara sama-sama menentang kebijakan Amerika di kawasan menjadi pendorong kerja sama antara Iran, Turki, dan Rusia.
“Situasi sekarang ini memaksa ketiga negara menghindari konfrontasi, dan untuk bekerja sama,” kata profesor hubungan internasional Huseyin Balci dari Universitas Teknik Timur Tengah.
Amerika terus mempersenjatai PYD dalam perang melawan ISIS sehingga menegangkan hubungan dengan sekutunya dalam NATO, Turki.
Perbedaan pendapat antara Amerika dan Turki mengenai PYD semakin menentukan kebijakan luar negeri Turki, “Pada saat semua prioritas Turki ditempatkan pada isu Kurdi,” kata kolumnis politik website Al Monitor Semih Idiz, “dan itu tampaknya menjadi motif utama, dalam hubungan Turki dengan Iran maupun Rusia.”
Cavusoglu diduga akan menekan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov agar menyepakati Turki melancarkan operasi militer terhadap PYD di Afrin, Suriah. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, berorasi di depan pendukungnya hari Minggu, menjanjikan bahwa operasi militer akan dilancarkan untuk membebaskan Afrin.
Dalam beberapa hari terakhir Turki telah menambah pasukan di Idlib, yang berbatasan dengan Afrin. Namun karena tentara Rusia ditempatkan di Afrin, persetujuan Moskow bagi Turki untuk melancarkan serangan di Afrin dinilai sangat penting. [ds]