Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry hari Kamis (21/1) bertemu dengan utusan khusus PBB untuk Suriah, dalam upaya terbaru guna menyelesaikan perbedaan pendapat antara negara-negara berpengaruh dunia yang berpotensi menangguhkan pembicaraan perdamaian internasional mengenai masa depan Suriah.
Kerry dan Staffan de Mistura, yang bertemu di sela-sela forum ekonomi Davos di Swiss, telah menyatakan harapan perundingan yang ditengahi PBB mengenai transisi politik Suriah itu dapat dimulai sesuai rencana pada hari Senin.
Mistura hari Rabu (20/1) mengakui bahwa perundingan itu mungkin tidak terjadi. “Saya percaya kita dapat memulai pembicaraan, mungkin tidak pada tanggal 25, tetapi kita perlu mempertahankan tekanan, mempertahankan momentum,” katanya kepada CNN.
Ada perbedaan pendapat yang luas mengenai kelompok oposisi mana yang harus ambil bagian dalam pembicaraan itu. Para pejabat mengatakan pertemuan pekan depan tidak akan berlangsung sebelum ada daftar faksi-faksi partisipan yang disepakati bersama.
Kerry hari Rabu bertemu dengan Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, sekutu penting Presiden Suriah Bashar al-Assad. Setelah itu, Lavrov mengatakan Moskow tidak berniat menangguhkan perundingan hingga bulan depan.
PBB menyatakan tidak akan mengeluarkan undangan untuk pembicaraan itu sebelum perbedaan pendapat mengenai wakil-wakil pemberontak diselesaikan.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika menyatakan dunia tidak akan kiamat jika pembicaraan ditunda satu atau dua hari.
Kunjungan Kerry ke Forum Ekonomi Dunia di Davos merupakan bagian pertama dari lawatan ke lima negara, termasuk yang berada di kawasan Timur Tengah dan Asia.
Forum tahunan Davos mempertemukan para kepala negara dan pemerintahan dengan eksekutif dari beberapa perusahaan terkemuka dunia. Kerry akan berpidato di forum tersebut hari Jumat.
Juga Kamis, Kerry dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin lainnya, termasuk Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. [uh]
