Menteri Kesehatan Somalia Ali Haji mengatakan sedikitnya 37 warga sipil tewas dan 212 lainnya luka-luka dalam ledakan di sebuah restoran pantai populer di ibu kota Somalia pada Jumat (2/8) malam.
Pemerintah menuding kelompok Islam militan al-Shabaab di balik serangan tersebut.
Ali Haji mengatakan pada konferensi pers bahwa 11 orang yang terluka dalam serangan di Mogadishu berada dalam kondisi kritis.
Pengeboman itu adalah serangan paling mematikan di negara Tanduk Afrika itu sejak dua bom mobil meledak di dekat persimpangan pasar yang sibuk pada Oktober 2022, menewaskan sedikitnya 100 orang dan melukai 300 lainnya.
Selain warga sipil yang tewas di restoran pantai, juru bicara polisi Abdifatah Aden mengatakan seorang tentara tewas dalam penyerangan tersebut.
Salah satu penyerang meledakkan dirinya, sedangkan tiga lainnya dibunuh oleh pasukan keamanan. Seorang penyerang ditangkap hidup-hidup, kata Aden.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab oleh kelompok al-Shabaab yang terkait dengan al Qaeda, yang telah melakukan serangan serupa di masa lalu, termasuk serangan bom mobil pada 2022.
Kantor presiden dalam pernyataan di X mengatakan bahwa Presiden Hassan Sheikh Mohamud dan Perdana Menteri Hamza Abdi Barre bertemu dengan badan keamanan setelah serangan itu dan menyusun rencana untuk memperkuat keamanan kota.
"Pemerintah bertekad membasmi teroris. Teroris ingin menakuti warga sipil. Biarkan warga sipil melaporkan teroris yang bersembunyi di antara mereka," tulis pernyataan itu tersebut.
Pejabat pemerintah Somalia biasanya menggunakan kata teroris untuk mengartikan al Shabaab, tanpa menyebutkan nama kelompok tersebut.
Al-Shabaab menguasai wilayah yang luas di Somalia tetapi berhasil dipukul mundur melalui serangan balasan pemerintah sejak 2022. Namun, militan tetap mampu melancarkan serangan signifikan terhadap sasaran pemerintah, komersial, dan militer. [ft/ah]