Menteri Pertahanan Myanmar Jenderal Mya Tun Oo, Rabu (22/6) menghadiri pertemuan menteri pertahanan dari Asia Tenggara di Kamboja. Ada seruan yang luas untuk mengucilkan Mya Tun Oo atas kekerasan yang berlangsung di Myanmar yang dilakukan angkatan bersenjata terhadap lawan-lawannya di dalam negeri.
Oo memakai seragam militer ketika duduk dalam pertemuan Menteri-Menteri Pertahanan ASEAN di Phnom Penh.
Ratusan kelompok masyarakat sipil, di dalam dan luar Myanmar, meminta pihak berwenang Kamboja agar tidak mengundangnya, dan mengatakan ia memainkan peran kunci dalam mengarahkan kampanye militer.
Para jenderal Myanmar menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari tahun lalu, kemudian dengan kejam menekan gerakan protes yang umumnya damai, menembakkan peluru tajam ke arah massa dan melakukan penangkapan massal.
Beberapa pakar PBB menggambarkan Myanmar dalam perang saudara. Ratusan unit milisi yang baru dibentuk di seluruh negeri terlibat perang gerilya melawan militer. Militer menanggapi dengan serangan udara dan artileri dan serangan infanteri yang menyebabkan kota-kota dan desa-desa terbakar. Ratusan ribu orang mengungsi.
Kamboja menjabat ketua bergilir ASEAN, yang memiliki 10 anggota termasuk Myanmar. Negara itu mencoba melibatkan para jenderal, dengan alasan itu adalah satu-satunya cara mencapai kemajuan menuju solusi damai. Kamboja menyangkal bahwa dengan melakukan itu, ia mengakui militer sebagai pemerintahan yang sah. [ka/uh]