Tautan-tautan Akses

Menteri OPEC+ Batalkan Pertemuan Soal Produksi Minyak


Logo Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di luar gedung OPEC, Austria, 6 Desember 2019. (Foto: Leonhard Foeger/Reuters)
Logo Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) di luar gedung OPEC, Austria, 6 Desember 2019. (Foto: Leonhard Foeger/Reuters)

Para menteri negara-negara anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan mitra non-OPEC, Senin (5/7), membatalkan pembicaraan tentang produksi minyak.

Pembatalan itu menyusul terjadinya perselisihan pekan lalu ketika Uni Emirat Arab (UEA) menolak perpanjangan pembatasan produksi selama delapan bulan, yang diusulkan sebagian anggota. Dengan penolakan ini berarti tidak ada kesepakatan untuk meningkatkan produksi minyak, yang sebelumnya telah disepakati.

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman telah menyerukan “kompromi dan rasionalitas” untuk mengamankan kesepakatan yang ada, setelah perundingan selama dua hari yang gagal pekan lalu.

Namun, empat sumber aliansi energi OPEC+ mengatakan tidak ada kemajuan.

Dalam sebuah pernyataan, Senin (5/7), Sekretaris Jenderal OPEC Mohammed Barkindo, mengatakan pertemuan itu telah dibatalkan dan belum ada kesepakatan tentang tanggal pertemuan berikutnya.

Kegagalan perundingan, yang sebagian menyangkut soal peningkatan produksi minyak mulai bulan depan itu akan ikut menaikkan patokan harga minyak mentah jenis Brent internasional, yang diperdagangkan 1,1 persen lebih tinggi di atas $77 dolar per barel.

Sebagian sumber di OPEC+ mengatakan tidak akan ada peningkatan produksi minyak pada Agustus nanti. Sementara lainnya mengatakan pertemuan baru akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang dan mereka yakin akan ada peningkatan produksi pada Agustus nanti.

“Belum ada keputusan tentang Agustus dan diskusi masih berlanjut. Pasar membutuhkan minyak,” ujar satu sumber yang memahami pertemuan itu.

Harga minyak dunia mencapai titik terendah sejak 2018 lalu dan telah memicu keprihatinan bahwa inflasi dapat menggagalkan upaya pemulihan global dari pandemi.

Tahun lalu OPEC+ setuju untuk mengurangi produksi hampir 10 juta barel per hari, atau berarti sekitar 10 persen dari produksi dunia. Pembatasan secara bertahap telah dilonggarkan dan kini mencapai sekitar 5,8 juta barel per hari. [em/jm/ft]

XS
SM
MD
LG