DUBAI —
Mesir terbuka terhadap pengunjung yang minum alkohol dan menggunakan bikini karena negara ini berupaya meningkatkan jumlah turis sedikitnya seperlimanya tahun ini, ujar menteri pariwisata Mesir pada Minggu (5/5).
Pariwisata merupakan sebuah pilar dari ekonomi Mesir, namun sektor ini terpukul sejak gerakan kebangkitan yang menumbangkan Presiden Hosni Mubarak pada 2011 dan menimbulkan periode kekisruhan dan ketidakstabilan selama dua tahun sesudahnya.
Menteri Hisham Zaazou mengatakan pemerintah memiliki “tujuan-tujuan optimistik” untuk sektor tersebut, dan tidak mengindahkan pernyataan-pernyataan dari kelompok-kelompok radikal Salafi Muslim yang mendesak pelarangan alkohol dan perempuan yang menggunakan baju renang.
“Bikini tidak dilarang di Mesir dan alkohol masih disajikan,” ujar Zaazou, dalam Bahasa Inggris, saat berbicara pada wartawan dalam sebuah kunjungan ke Uni Emirat Arab.
“Kami telah berbicara dengan kelompok-kelompok Salafi dan sekarang mereka paham pentingnya sektor pariwisata. Namun masih ada individu-individu yang datangnya bukan dari kepemimpinan (kelompok) yang mengatakan hal-hal seperti ini,” tambah pejabat independen yang bukan anggota partai berkuasa Muslim Brotherhood.
Pemerintahan Presiden Mohamed Morsi dari kelompok Islamis meningkatkan pajak untuk alkohol pada Desember, namun membatalkannya setelah dikritik sektor pariwisata dan kelompok liberal.
Sebelum gerakan kebangkitan, pariwisata merupakan sepersepuluh dari pendapatan ekonomi Mesir. Pada 2010, 14,7 juta pengunjung datang, menghasilkan US$12,5 miliar pemasukan. Namun kedatangan turis menurun menjadi 9.8 juta dan pemasukan sektor menjadi $8,8 miliar.
Menurut Zaazou, ada pemulihan pada 2012 dengan datangnya 11,5 juta turis dan pendapatan meningkat menjadi $10 miliar. Dalam kuartal pertama 2013, sekitar tiga juta turis datang, atau naik 14,6 persen dari periode yang sama tahun lalu, ujarnya.
Target jangka panjang Mesir adalah mendatangkan 30 juta turis dan pendapatan $25 miliar pada 2022.
Zaazou mengatakan pembangunan kembali sektor pariwisata merupakan prioritas nasional. Untuk membantu mencapai target meningkatkan jumlah turis sebesar 20 persen tahun ini, kementeriannya telah memasang kamera-kamera di resor-resor besar yang mengunggah video langsung ke dalam laman mereka.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Mesir aman, dan hal terbaik untuk memperlihatkannya adalah dengan melalui live streaming. Langkah berikutnya adalah untuk menampilkan gambar-gambar ini di layar-layar besar di tempat-tempat publik di Paris atau New York.”
Mencoba mencari akses ke pasar-pasar baru, Mesir mencoba membuka pintunya untuk turis-turis dari Iran tahun ini, setelah hubungan diplomatik terputus 34 tahun. Namun langkah ini diprotes kelompok Islam Sunni garis keras di Kairo yang menuduh Iran mencoba menyebarkan pemahaman Syiah, yang menyebabkan penghentian semua penerbangan komersial dari Iran pada April.
"Ini hanyalah penghentian sementara, pariwisata akan terbuka kembali dan saat ini kami sedang berbicara dengan kelompok-kelompok yang berkeberatan tersebut,” ujar Zaazour, yang berharap isu ini akan diselesaikan dalam dua minggu. (Reuters/Amena Bakr)
Pariwisata merupakan sebuah pilar dari ekonomi Mesir, namun sektor ini terpukul sejak gerakan kebangkitan yang menumbangkan Presiden Hosni Mubarak pada 2011 dan menimbulkan periode kekisruhan dan ketidakstabilan selama dua tahun sesudahnya.
Menteri Hisham Zaazou mengatakan pemerintah memiliki “tujuan-tujuan optimistik” untuk sektor tersebut, dan tidak mengindahkan pernyataan-pernyataan dari kelompok-kelompok radikal Salafi Muslim yang mendesak pelarangan alkohol dan perempuan yang menggunakan baju renang.
“Bikini tidak dilarang di Mesir dan alkohol masih disajikan,” ujar Zaazou, dalam Bahasa Inggris, saat berbicara pada wartawan dalam sebuah kunjungan ke Uni Emirat Arab.
“Kami telah berbicara dengan kelompok-kelompok Salafi dan sekarang mereka paham pentingnya sektor pariwisata. Namun masih ada individu-individu yang datangnya bukan dari kepemimpinan (kelompok) yang mengatakan hal-hal seperti ini,” tambah pejabat independen yang bukan anggota partai berkuasa Muslim Brotherhood.
Pemerintahan Presiden Mohamed Morsi dari kelompok Islamis meningkatkan pajak untuk alkohol pada Desember, namun membatalkannya setelah dikritik sektor pariwisata dan kelompok liberal.
Sebelum gerakan kebangkitan, pariwisata merupakan sepersepuluh dari pendapatan ekonomi Mesir. Pada 2010, 14,7 juta pengunjung datang, menghasilkan US$12,5 miliar pemasukan. Namun kedatangan turis menurun menjadi 9.8 juta dan pemasukan sektor menjadi $8,8 miliar.
Menurut Zaazou, ada pemulihan pada 2012 dengan datangnya 11,5 juta turis dan pendapatan meningkat menjadi $10 miliar. Dalam kuartal pertama 2013, sekitar tiga juta turis datang, atau naik 14,6 persen dari periode yang sama tahun lalu, ujarnya.
Target jangka panjang Mesir adalah mendatangkan 30 juta turis dan pendapatan $25 miliar pada 2022.
Zaazou mengatakan pembangunan kembali sektor pariwisata merupakan prioritas nasional. Untuk membantu mencapai target meningkatkan jumlah turis sebesar 20 persen tahun ini, kementeriannya telah memasang kamera-kamera di resor-resor besar yang mengunggah video langsung ke dalam laman mereka.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Mesir aman, dan hal terbaik untuk memperlihatkannya adalah dengan melalui live streaming. Langkah berikutnya adalah untuk menampilkan gambar-gambar ini di layar-layar besar di tempat-tempat publik di Paris atau New York.”
Mencoba mencari akses ke pasar-pasar baru, Mesir mencoba membuka pintunya untuk turis-turis dari Iran tahun ini, setelah hubungan diplomatik terputus 34 tahun. Namun langkah ini diprotes kelompok Islam Sunni garis keras di Kairo yang menuduh Iran mencoba menyebarkan pemahaman Syiah, yang menyebabkan penghentian semua penerbangan komersial dari Iran pada April.
"Ini hanyalah penghentian sementara, pariwisata akan terbuka kembali dan saat ini kami sedang berbicara dengan kelompok-kelompok yang berkeberatan tersebut,” ujar Zaazour, yang berharap isu ini akan diselesaikan dalam dua minggu. (Reuters/Amena Bakr)