Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengakhiri kunjungan empat harinya ke China. Ini merupakan langkah terbaru pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menstabilkan hubungan komersial dan perdagangan antara kedua ekonomi terbesar dunia itu.
Dalam pernyataannya kepada publik hari Rabu, Raimondo mengatakan ia berharap ada pembicaraan langsung dan rutin dengan para pejabat China, tetapi ia dapat “berpikir sangat jernih” dan tidak berharap setiap masalah dengan Beijing akan diselesaikan “dalam semalam.”
Sebelumnya dalam kunjungan itu, Raimondo mengatakan perusahaan-perusahaan Amerika telah memberitahunya bahwa persaingan yang tidak berimbang dan lingkungan kebijakan yang tidak dapat diprediksi dengan hukuman keras di China telah membuat negara itu menjadi tempat yang sukar untuk berinvestasi.
Raimondo mengatakan kedua pihak berencana mengadakan pertemuan dengan para pakar teknis untuk membahas perselisihan terkait perlindungan “rahasia dagang serta berbagi informasi mengenai kontrol ekspor.”
“Kami tidak akan kembali ke hari-hari ketika kita berdialog demi dialog itu sendiri, tetapi menutup komunikasi dan melepaskan layanan bukanlah target keamanan nasional atau ekonomi kami,” kata Raimondo kepada wartawan dalam pengarahan melalui telekonferensi.
Meskipun AS dan China mempertahankan perdagangan tahunan lebih dari $700 miliar, meningkatnya ketegangan dalam beberapa tahun ini telah membuat perusahaan-perusahaan AS semakin sulit untuk beroperasi di China.
“Saya telah menyebutkan bahwa email saya sendiri pun telah diretas dan saya menyebut itu sebagai contoh tindakan yang mengikis kepercayaan pada waktu ketika kita sedang berupaya menstabilkan hubungan dan meningkatkan saluran-saluran komunikasi,” lanjut Raimondo.
Para pejabat AS telah mengatakan bahwa Washington tidak ingin “terlepas” dari pemerintah Beijing, tetapi berfokus pada pengurangan risiko. Biden menandatangani perintah eksekutif awal bulan ini untuk membatasi investasi AS di beberapa industri teknologi tinggi dan sensitif di China, termasuk semikonduktor dan mikroelektronik, komputer kuantum dan beberapa kemampuan kecerdasan buatan.
Di Beijing, para pejabat China mengatakan AS terlibat dalam tindakan “melepaskan diri” dengan kedok “pengurangan risiko.” Kementerian Perdagangan China mengemukakan dalam sebuah pernyataan pada 10 Agustus lalu bahwa keputusan AS “mengganggu secara serius keamanan industri dan rantai pasokan global.”
Kedua negara telah saling melakukan pembatasan terhadap pihak lain dalam beberapa bulan ini.
Kunjungan Raimondo itu menyusul kunjungan para pejabat senior AS lainnya baru-baru ini, di antaranya Direktur CIA Bill Burns pada bulan Mei, Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada bulan Juni, serta Menteri Keuangan Janet Yellen dan Utusan Khusus AS untuk urusan Iklim John Kerry pada bulan Juli. [uh/ab]
Forum