Tautan-tautan Akses

Menteri Perekonomian Jerman Desak China Beralih dari PLTU


Cerobong asap pembangkit listrik tenaga batu bara terlihat berada di belakang patung singa di Shanghai, China 21 Oktober 2021. (Foto: REUTERS/Aly Song)
Cerobong asap pembangkit listrik tenaga batu bara terlihat berada di belakang patung singa di Shanghai, China 21 Oktober 2021. (Foto: REUTERS/Aly Song)

Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck, pada Minggu (23/6) menyatakan bahwa China memegang peran vital dalam mencapai target iklim global. Ia menekankan pentingnya China menemukan sumber energi yang aman selain batu bara, yang pada 2023 menyumbang hampir 60 persen pasokan listrik negara tersebut.

Para pejabat mengatakan kepada Habeck bahwa China meningkatkan produksi batu bara demi alasan keamanan, kata menteri tersebut kepada wartawan di Kota Hangzhou, sehari setelah bertemu dengan para pejabat China di Beijing.

"China juga mengimpor sejumlah besar gas dan minyak, dan China sudah melihat apa yang terjadi di Eropa dan Jerman dalam dua tahun terakhir," tambahnya, merujuk pada krisis energi yang dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Dia mengatakan kerja sama dengan China harus diperkuat, dan menambahkan: "Tanpa China, tidak mungkin memenuhi target iklim secara global."

Kamera pengawas terlihat di dekat pembangkit listrik tenaga batu bara di Shanghai, China, 14 Oktober 2021. (Foto: REUTERS/Aly Song)
Kamera pengawas terlihat di dekat pembangkit listrik tenaga batu bara di Shanghai, China, 14 Oktober 2021. (Foto: REUTERS/Aly Song)

“Anda tidak perlu mengajari mereka bahwa emisi CO2 buruk bagi iklim. Mereka sudah paham,” kata Habeck, seraya menambahkan bahwa tingkat keamanan yang sama bisa dicapai dengan lebih sedikit pembangkit listrik tenaga batu bara atau PLTU.

Belakangan ini, Habeck menyampaikan kepada mahasiswa di Universitas Zhejiang bahwa tantangannya adalah menggabungkan berbagai sumber energi, seperti angin dan matahari, ke dalam infrastruktur yang berorientasi pada bahan bakar yang lebih stabil.

Dia menyatakan bahwa meningkatkan kapasitas adalah metode tradisional untuk memenuhi permintaan energi, tetapi bukanlah yang paling optimal dari segi efisiensi.

China tidak hanya mengembangkan produksi batu bara, tetapi juga memasang hampir 350 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan baru pada 2023, jumlah yang melebihi setengah dari total kapasitas energi terbarukan global.

Habeck menyatakan bahwa dengan memperluas jaringan listrik dan memanfaatkan baterai untuk penyimpanan energi, China dapat mengurangi ketergantungannya pada pembangkit listrik konvensional untuk memenuhi kebutuhan energinya. Dia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi dan langkah-langkah untuk mengatasi perubahan iklim sebenarnya tidak bertentangan satu sama lain.

“Mengubah perekonomian ke arah netral iklim tidak hanya baik bagi iklim, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi kesejahteraan dan pertumbuhan,” kata Habeck. [ah]

Forum

XS
SM
MD
LG