Menteri Unifikasi Korea Selatan Hong Yong-pyo, Jumat (17/4) mengatakan ia berharap mencapai kemajuan dalam hubungan antar-Korea dalam waktu dekat.
Hong mengatakan kepada para wartawan, pemerintahnya akan meningkatkan upaya untuk memulihkan hubungan dengan Korea Utara. “Kami akan melakukan lebih banyak upaya dan Korea Utara perlu menunjukkan sikap yang lebih positif guna mencapai kemajuan substansial dalam hubungan antar-Korea,” ujar Hong.
Hong telah menjadi penasehat Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dalam hal kebijakan Korea Selatan atas Korea Utara selama dua tahun terakhir, sebelum dipilih sebagai menteri unifikasi pada bulan Februari lalu. Akademisi berusia 51 tahun itu dikenal mendukung kerjasama dengan Korea Utara.
Pernyataan Hong disampaikan bersamaan dengan akan diselesaikannya latihan militer bersama yang melibatkan 200 ribu tentara Korea Selatan dan 3.700 tentara Amerika. Korea Utara memprotes keras latihan militer bersama itu dan memboikot dialog dengan Korea Selatan.
Hong mengatakan sedang berupaya memulai kembali perundingan antar kedua pemerintahan. Ia juga memberi indikasi adanya peningkatkan bantuan kemanusiaan bagi Korea Utara dan menjanjikan persyaratan kelayakan yang lebih ringan bagi proyek-proyek kemanusian yang dilakukan organisasi-organisasi swasta bagi Korea Utara.
Hong menyatakan bahwa perselisihan soal upah baru-baru ini di Kompleks Industri Kaesong merupakan salah satu tantangan yang dihadapi kedua Korea. Ketegangan telah meningkat sejak bulan November 2014 ketika Korea Utara secara sepihak menaikkan upah bulanan minimum bagi para pekerjanya di kompleks itu.
Setelah upaya kedua negara untuk menyelesaikan sengketa itu menemui kegagalan, para pebisnis Korea Selatan yang memiliki perusahaan-perusahaan di kompleks itu mulai mempersiapkan diri untuk melakukan penghentian operasi.
“Sebagian besar perusahaan mengambil barang-barang di pabrik-pabrik mereka di kompleks itu dan memindahkan ke markas mereka di Korea Selatan,” ujar Yoo Chang-keun, Wakil Ketua Asosiasi Bisnis di Kompleks Industri Kaesong dalam wawancara melalui telfon dengan VOA pekan ini.
Yoo mengatakan para pemilik perusahaan tidak ingin menemui kesulitan seperti yang mereka alami pada tahun 2013 ketika Korea Utara secara sepihak menutup kompleks tersebut.
Menurut Yoo, sebagian besar perusahaan menderita kerugian sangat besar pada tahun 2013 karena mereka tidak diperkenankan mengambil barang-barang di pabrik mereka.