Penembak di Chattanooga yang menewaskan lima prajurit bertindak sendiri tanpa bantuan dari orang lain, dan penyelidik menetapkan pelaku sebagai "ekstremis pelaku kekerasan dalam negeri,"menurut FBI, Rabu (22/7).
Walaupun begitu, terlalu dini untuk menentukan apakah Muhammad Youssef Abdulazeez "teradikalisasi" sebelum melakukan serangan di dua sarana militer tersebut, menurut Ed Reinhold, yang memimpin penyelidikan di Knoxville.
"Kami tidak memperoleh indikasi ada orang lain yang membantunya hari itu," kata Reinhold.
Untuk pertama kalinya, pihak berwenang memberi gambaran secara kasar urutan peristiwa yang terjadi di fasilitas kedua. Abdulazeez melepaskan tembakan di fasilitas pertama, sebuah kantor perekrutan militer, dari mobil sewaannya - sebuah kendaraan Mustang berwarna perak. Ia kemudian bergerak menuju sebuah fasilitas gabungan Marinir-Angkatan Laut sekitar 10 kilometer dari lokasi pertama.
Ketika Abdulazeez dengan kendaraannya menembus gerbang pintu masuk fasilitas tersebut, 20 Marinir dan dua tentara Angkatan Laut sedang menginspeksi peralatan mereka setelah sebuah misi pelatihan di California, ujar Mayjen Paul W. Brier, komandan Marinir Divisi 4.
Ketika penembakan dimulai, sebagian tentara berlari dari ruangan demi ruangan untuk mengamankan rekan-rekan mereka. Sebagian lainnya membalas tembakan. Reinhold mengatakan dua senjata milik prajurit ditemukan di lokasi. Pihak militer akan menyelidiki apakah mereka memiliki izin bagi senjata-senjata tersebut.
"Saya dapat katakan pada Anda bahwa pasukan Marinir kami bereaksi seperti yang dapat diperkirakan," kata Brier. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana para prajurit tersebut berinteraksi dengan Abdulazeez.
Ketika ditanya apakah ada yang tertembak oleh rekannya sendiri, Reinhold mengatakan, laporan awal menunjukkan kelima prajurit ditewaskan oleh peluru-peluru yang berasal dari satu senjata yang sama.
Abdulazeez mulai menembak di dalam gedung, kata Reinhold, lalu bergerak di dalam gedung sembari menembak orang-orang di sekelilingnya. Ia keluar lewat pintu belakang, sambil terus menembak. Empat tentara yang tewas dibunuh di luar gedung di tempat parkir motor.
Abdulazeez kemudian tewas dalam baku tembak dengan polisi Chattanooga. Serangan tersebut berlangsung tidak lebih dari lima menit, kata Reinhold.
Sementara itu, seorang paman Abdulazeez yang menampungnya selama beberapa bulan di Yordania tahun lalu telah ditahan oleh pihak berwajib Yordania, menurut pengacaranya. Reinhold mengatakan akan menyelidiki semua kemungkinan dan semua sanak saudara Abdulazeez, di mana pun mereka berada.
Asaad Ibrahim Asaad Haj Ali menampung keponakannya atas permintaan orangtua Abdulazeez untuk membantunya menjauhkan diri dari obat-obatan, alkohol dan teman-teman Abdulazeez yang dianggap memberi pengaruh buruk, menurut seseorang yang dekat dengan keluarga tersebut.
Abdulazeez membantu Haj Ali dengan bisnis ponselnya, menurut pengacara sang paman, Abed al-Kader Ahmad al-Khateeb.
Seorang pejabat Yordania, yang berbicara secara anonim mengatakan pihak berwenang "mencoba mendapatkan sebanyak mungkin informasi" dari Haj Ali.
Haj Ali sedang "diselidiki terkait dengan keponakannya dan saat keponakannya itu tinggal di Yordania," kata pejabat tersebut. Ia juga mengatakan penyelidikan ini dilaksanakan berkoordinasi dengan mitranya di AS.
Pejabat tersebut mengatakan anggota keluarga lain juga diwawancara tapi bahwa hanya sang paman yang ditahan.
Al-Khateeb mengatakan ia dan anggota keluarga lainnya dilarang menemui kliennya selama ia berada dalam tahan. Komputer dan ponsel diambil dari kediaman sang paman, tapi ia belum dituntut dengan satupun dakwaan, menurut Al-Khateeb.
"Pamannya (Abdulazeez) adalah orang biasa, ia punya perusahaan, ia seorang pengusaha, ia tidak punya hubungan dengan kelompok militan manapun," kata al-Khateeb. "Ia peduli dengan pekerjaannya dan keluarganya, dan Muhammad hanyalah seorang sanak saudara, anak dari saudara perempuanya. Itu saja."