Berbicara kepada wartawan hari Kamis (28/7) di Berlin, setelah mengakhiri liburannya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan para penyerang ingin merongrong rasa kebersamaan masyarakat, serta keterbukaan dan kesediaan Jerman untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Jerman menolak tegas hal itu, ujar Merkel.
Ia menyebut empat serangan terbaru di Jerman “mengejutkan, menyedihkan dan menekan,” tetapi bukan merupakan pertanda bahwa pihak berwenang tidak mampu mengendalikan situasi.
Mengacu pada empat serangan teror di Jerman sejak 18 Juli serta serangan-serangan maut di Perancis, Belgia, Turki dan Florida, Merkel mengatakan bahwa tabu peradaban telah dilanggar, sewaktu para penyerang menarget tempat-tempat umum di mana kita mungkin pernah berada.
Merkel mengatakan ia akan terus menekankan bahwa Jerman akan mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi. Pemerintah akan melakukan berusaha semanusiawi mungkin untuk memastikan keamanan di dalam negara hukum yang bebas dan demokratis.
Serangkaian serangan di Jerman sejak 18 Juli itu telah menyebabkan 15 orang tewas, termasuk empat penyerang, dan puluhan lainnya luka-luka.
Tiga dari empat penyerang adalah pencari suaka. Kelompok militan ISIS mengaku bertanggungjawab atas dua di antara serangan itu.
Namun Merkel menegaskan kembali sikapnya bahwa Jerman akan menjunjung prinsip-prinsipnya memberikan perlindungan bagi mereka yang membutuhkan dan layak untuk itu.
Sejak tahun lalu, Jerman membuka perbatasannya bagi lebih dari satu juta migran dan pengungsi yang lari menghindari perang, penganiayaan dan kemiskinan di Timur Tengah, Afrika dan Asia, dan sebagian besar dari mereka berasal dari Suriah. [uh]