Migran gelap yang melakukan mogok makan di tempat tahanan mereka di kota El Paso, Texas, telah diberi makan secara paksa oleh petugas lewat selang plastik yang dimasukkan lewat hidung.
Ini dikatakan oleh Linda Corchado, pengacara salah seorang tahanan itu. Ia mengatakan bertemu dengan kliennya itu, seorang pencari suaka dari India, yang dibawa ke hadapannya dengan kursi roda dan dalam kondisi selang plastik yang masih tersambung lewat hidungnya.
Migran itu mengatakan kepada Corchado bahwa ia telah diberi makan secara paksa lewat selang itu. Kata Corchado, orang itu mengatakan proses pemberian makanan paksa itu sangat menyakitkan.
Para pejabat imigrasi dan bea cukai AS atau ICE (Immigration and Customs Enforcement) tidak mau memberikan komentar tentang kasus yang paling baru ini, tapi di masa lalu, ketika ditanya tentang pemberian makan secara paksa itu, ICE mengatakan, “Tugas kami adalah untuk mempertahankan kehidupan orang yang berada dalam tahanan kami.”
Migran asal India yang berumur 35 tahun itu mengatakan pemaksaan itu dimulai hari Rabu (14/8), ketika ia dibaringkan dan diikat ke tempat tidur dan makanan cair itu dipompakan kedalam perutnya lewat hidung. Hari Kamis pagi proses yang sama diulang lagi, kata pengacara Corchado.
Para migran yang melakukan mogok makan itu telah berada dalam tahanan imigrasi berbulan-bulan, bahkan ada yang sudah ditahan lebih dari setahun. Karenanya mereka berusaha untuk naik banding supaya permohonan mereka bisa diajukan lagi.
Imigran gelap yang melakukan mogok makan seringkali dipindahkan ke fasilitas ICE untuk diberi makan secara paksa.
American Medical Association, atau Ikatan Dokter Amerika menyatakan prihatin atas ikutnya dokter-dokter dalam proses pemberian makan secara paksa itu. Prinsip medis mengatakan “pasien yang bisa membuat keputusan sendiri boleh menerima atau menolak campur tangan medis yang diusulkan.” (ii)