Warga Palestina menembakkan ratusan roket dari Jalur Gaza dan Israel menanggapinya dengan serangan udara di seluruh Gaza. Sedikitnya delapan warga Palestina dan tiga warga Israel tewas.
Suara sirine meraung sepanjang hari Sabtu (4/5) menandakan datangnya rudal ke arah Israel. Sirine ini kembali terdengar hari Minggu (5/5). Warga Israel yang tinggal di dekat perbatasan Gaza hanya punya waktu 15 detik untuk menuju ke tempat perlindungan bom. Salah seorang warga Israel tewas ketika sebuah rudal langsung menimpa rumahnya, sementara lainnya tewas ketika rudal menghantam sebuah pabrik di kota Ashkelon, di Israel Selatan.
Israel menanggapi hal itu dengan puluhan serangan udara ke Gaza, menghantam sasaran-sasaran Hamas dan kelompok Jihad Islam. Meskipun Israel mengatakan kelompok Jihad Islam yang menembakkan rudal, tetapi mereka meminta pertanggungjawaban Hamas sebagai pihak yang menguasai wilayah itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukan tambahan ke perbatasan dengan Gaza untuk mempersiapkan kemungkinan invasi darat.
Analis perang Neri Zibler mengatakan kepada I24 News bahwa Netanyahu tidak ingin berperang dengan Hamas.
“Lebih baik menghindari perang yang tidak perlu. Perang yang begitu kita terlibat, kita tidak tahu bagaimana akan mengakhirinya. Perang yang begitu kita terlibat, tampaknya akan mencapai akhir dan membawa kita kembali ke titik saat ini juga,” kata Zibler.
Bentrokan itu hanya berselang beberapa hari sebelum Memorial Day dan Hari Kemerdekaan Israel, dan kurang dari dua minggu sebelum Israel menjadi tuan rumah kompetisi lagu Eurovision di Tel Aviv.
Mesir telah berupaya memediasi gencatan senjata ini. (em)