Militan Islamis merebut wilayah lagi di Irak, sementara Amerika mempertimbangkan tindakannya atas gerakan maju pemberontak.
Para pejabat mengatakan militan telah merebut kota-kota Jalawia dan Saadiyah di provinsi Diyala, Irak timur, yang berpenduduk etnis yang bertentangan itu Kamis malam.
Negara Islamis Irak dan Levant (ISIL), sudah merebut sebagian besar bagian utara Irak dan sedang maju menuju ibukota.
Presiden Amerika Barack Obama mengatakan hari Kamis (12/6), ia sedang meninjau semua pilihan, dalam menanggapi krisis yang memburuk di Irak.
Para pejabat Amerika, yang berbicara dengan syarat nama mereka tidak disebut, mengatakan pilihan-pilihan yang sedang dipertimbangkan mencakup kemungkinan serangan pesawat tak berawak.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry hari Jumat berharap Presiden AS Barack Obama akan memutuskan dengan cepat langkah yang akan diambil AS untuk membantu pemerintah Irak yang goyah dalam menghadapi militan yang semakin maju. Dalam konferensi internasional mengenai kekerasan seksual di London, Kerry mengatakan yakin AS akan bergerak dengan “cepat dan efektif” untuk membantu menangani situasi di Irak itu.
Kerry juga mengatakan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki harus melakukan lebih banyak untuk menangani konflik sektarian di Irak. Dia mengatakan pertempuran itu telah menjadi “peringatan” bagi pemerintah Irak.
Dalam serangan secepat kilat dalam beberapa hari ini, laskar ISIL pekan ini merebut Mosul, kota kedua terbesar di Irak, dan maju dalam jarak 90 kilometer dari Baghdad.
Seorang juru bicara pemberontak, yang hendak menegakkan pemerintah Islamis, bertekad untuk memasuki Baghdad dan seterusnya ke Karballa, sebuah kota di barat-daya Baghdad dan salah satu tempat paling suci Muslim Shiah.
Sementara itu, lasykar Peshmerga, pasukan keamanan daerah otonom Kurdi di utara, merebut sebuah pangkalan udara dan pos-pos lainnya yang ditinggalkan pasukan pemerintah di Kirkuk yang kaya minyak itu.
Para pejabat mengatakan militan telah merebut kota-kota Jalawia dan Saadiyah di provinsi Diyala, Irak timur, yang berpenduduk etnis yang bertentangan itu Kamis malam.
Negara Islamis Irak dan Levant (ISIL), sudah merebut sebagian besar bagian utara Irak dan sedang maju menuju ibukota.
Presiden Amerika Barack Obama mengatakan hari Kamis (12/6), ia sedang meninjau semua pilihan, dalam menanggapi krisis yang memburuk di Irak.
Para pejabat Amerika, yang berbicara dengan syarat nama mereka tidak disebut, mengatakan pilihan-pilihan yang sedang dipertimbangkan mencakup kemungkinan serangan pesawat tak berawak.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry hari Jumat berharap Presiden AS Barack Obama akan memutuskan dengan cepat langkah yang akan diambil AS untuk membantu pemerintah Irak yang goyah dalam menghadapi militan yang semakin maju. Dalam konferensi internasional mengenai kekerasan seksual di London, Kerry mengatakan yakin AS akan bergerak dengan “cepat dan efektif” untuk membantu menangani situasi di Irak itu.
Kerry juga mengatakan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki harus melakukan lebih banyak untuk menangani konflik sektarian di Irak. Dia mengatakan pertempuran itu telah menjadi “peringatan” bagi pemerintah Irak.
Dalam serangan secepat kilat dalam beberapa hari ini, laskar ISIL pekan ini merebut Mosul, kota kedua terbesar di Irak, dan maju dalam jarak 90 kilometer dari Baghdad.
Seorang juru bicara pemberontak, yang hendak menegakkan pemerintah Islamis, bertekad untuk memasuki Baghdad dan seterusnya ke Karballa, sebuah kota di barat-daya Baghdad dan salah satu tempat paling suci Muslim Shiah.
Sementara itu, lasykar Peshmerga, pasukan keamanan daerah otonom Kurdi di utara, merebut sebuah pangkalan udara dan pos-pos lainnya yang ditinggalkan pasukan pemerintah di Kirkuk yang kaya minyak itu.