Militan bersenjata berat menyerbu bandara utama di Karachi, Pakistan hari Minggu (8/6), menyebabkan terjadi baku tembak dengan polisi dan tentara, menewaskan sedikitnya 28 orang, termasuk 10 orang bersenjata itu.
Para pejabat mengatakan ke-10 orang bersenjata itu ditembak oleh polisi atau meledakkan diri dengan rompi bunuh diri. Beberapa personel keamanan tewas bersama dengan empat anggota staf bandara. Penumpang dievakuasi ke tempat yang aman dan tidak ada yang terluka.
Para pejabat mengatakan militan mengenakan seragam penyamaran yang menyerupai seragam petugas keamanan bandara dan menggunakan granat tangan dan peluncur roket untuk meledakkan jalan mereka ke terminal di Bandara Internasional Jinnah.
Beberapa ledakan besar terdengar sepanjang pertempuran dengan polisi yang berlangsung sampai ke Senin pagi. Sebuah kebakaran besar terjadi ketika bentrokan itu berlangsung, yang menerangi langit malam. Militer mengatakan bandara telah diamankan menjelang fajar hari Senin (9/6).
Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Kelompok militan itu baru-baru ini gagal mengadakan perundingan perdamaian dengan pemerintah Pakistan.
Perdana Menteri Nawaz Sharif mengutuk para penyerang.
Pasukan komando Pakistan mengatakan telah mengepung tujuh militan bersenjata berat yang menyerang sebuah terminal yang biasa digunakan untuk orang-orang penting (VIP), di bandara utama Karachi.
Stasiun televisi pemerintah mengatakan enam penyerang - yang disebut sebagai teroris - dan empat personil petugas keamanan tewas. Tetapi sebuah rumah sakit lokal mengatakan ada lima mayat yang dibunuh militan. Seluruh penumpang telah diungsikan ke tempat yang aman dan penerbangan dari dan menuju ke bandara itu telah ditangguhkan.
Militan menggunakan granat tangan dan peluncur roket untuk masuk ke landasan pacu utama di terminal Jinnah. Beberapa tanki bahan bakar pesawat dan dua pesawat terbang dibakar.
Pejabat-pejabat Pakistan mengatakan militan tersebut tampaknya melakukan apa yang mereka sebut sebagai “misi bunuh diri” tetapi belum jelas identitas mereka dan apa yang diinginkan.
Beberapa jam sebelumnya, tersangka militan Sunni-Muslim menewaskan sedikitnya 22 orang dalam serangan bunuh diri terhadap beberapa bis yang membawa jemaah Syiah di kota Taftan yang berbatasan dengan Iran.
Para pejabat mengatakan ke-10 orang bersenjata itu ditembak oleh polisi atau meledakkan diri dengan rompi bunuh diri. Beberapa personel keamanan tewas bersama dengan empat anggota staf bandara. Penumpang dievakuasi ke tempat yang aman dan tidak ada yang terluka.
Para pejabat mengatakan militan mengenakan seragam penyamaran yang menyerupai seragam petugas keamanan bandara dan menggunakan granat tangan dan peluncur roket untuk meledakkan jalan mereka ke terminal di Bandara Internasional Jinnah.
Beberapa ledakan besar terdengar sepanjang pertempuran dengan polisi yang berlangsung sampai ke Senin pagi. Sebuah kebakaran besar terjadi ketika bentrokan itu berlangsung, yang menerangi langit malam. Militer mengatakan bandara telah diamankan menjelang fajar hari Senin (9/6).
Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Kelompok militan itu baru-baru ini gagal mengadakan perundingan perdamaian dengan pemerintah Pakistan.
Perdana Menteri Nawaz Sharif mengutuk para penyerang.
Pasukan komando Pakistan mengatakan telah mengepung tujuh militan bersenjata berat yang menyerang sebuah terminal yang biasa digunakan untuk orang-orang penting (VIP), di bandara utama Karachi.
Stasiun televisi pemerintah mengatakan enam penyerang - yang disebut sebagai teroris - dan empat personil petugas keamanan tewas. Tetapi sebuah rumah sakit lokal mengatakan ada lima mayat yang dibunuh militan. Seluruh penumpang telah diungsikan ke tempat yang aman dan penerbangan dari dan menuju ke bandara itu telah ditangguhkan.
Militan menggunakan granat tangan dan peluncur roket untuk masuk ke landasan pacu utama di terminal Jinnah. Beberapa tanki bahan bakar pesawat dan dua pesawat terbang dibakar.
Pejabat-pejabat Pakistan mengatakan militan tersebut tampaknya melakukan apa yang mereka sebut sebagai “misi bunuh diri” tetapi belum jelas identitas mereka dan apa yang diinginkan.
Beberapa jam sebelumnya, tersangka militan Sunni-Muslim menewaskan sedikitnya 22 orang dalam serangan bunuh diri terhadap beberapa bis yang membawa jemaah Syiah di kota Taftan yang berbatasan dengan Iran.