Sehari setelah ibukota Afghanistan jatuh ke tangan Taliban tanpa perlawanan, pasukan asing terus melindungi dan menjaga bandara internasional Kabul, termasuk ribuan tentara Amerika yang ditugaskan untuk melakukan evakuasi darurat.
Seorang pejabat senior pertahanan, Senin (16/8) mengkonfirmasi kepada VOA bahwa Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, Minggu (15/8), bertemu dengan Taliban di Qatar. AS memperingatkan Taliban bahwa militer AS akan menggunakan pertahanan diri jika kelompok militan mencoba mengganggu misi evakuasi besar-besaran itu.
Ditanya berapa banyak pesawat C-17 yang digunakan untuk menerbangkan orang keluar dari Afghanistan, pejabat itu menjawab, “Setiap pesawat yang ada.”
Kedatangan sebagian tentara AS tertunda selama berjam-jam di Kabul, Senin pagi karena warga sipil berada di landasan pacu Bandara Internasional Hamid Karzai. Menurut pejabat pertahanan, lapangan terbang itu sekarang sudah dipulihkan dan tentara telah mendarat.
AS telah menyetujui pengerahan 6.000 tentara untuk membantu keamanan dan evakuasi di darat, dua kali lipat lebih dari jumlah tentara Amerika di Afghanistan ketika penarikan diumumkan pada Mei.
Sekitar separuh dari 6.000 tentara tambahan itu sekarang berada di Afghanistan, demikian menurut para pejabat.
Pernyataan bersama dari Pentagon dan Departemen Luar Negeri yang dikeluarkan Minggu (15/8) mengatakan AS “akan memindahkan ribuan warga negara Amerika yang tinggal di Afghanistan, serta staf lokal misi AS di Kabul bersama keluarga mereka dan warga negara Afghanistan lainnya yang sangat rentan.”
Pernyataan itu juga mengatakan AS sedang mempercepat evakuasi ribuan warga Afghanistan yang memenuhi syarat memperoleh Visa Imigran Khusus.
"Untuk semua kategori, warga Afghanistan yang telah lolos pemeriksaan keamanan akan terus diterbangkan ke Amerika ," kata Pentagon dan Departemen Luar Negeri. "Dan kita akan mencari lokasi tambahan untuk mereka yang belum diperiksa."
NATO, Minggu juga mulai memfokuskan upayanya di bandara itu, meskipun juga mengatakan berupaya mempertahankan kehadiran diplomatik di Kabul.
Sementara itu, kekhawatiran berkembang mengenai apa yang akan terjadi pada pasukan Afghanistan yang membela negaranya melawan Taliban. [my/lt]