Kementerian Pertahanan Jerman, Senin (7/6), mengatakan pihaknya terpaksa menghadapi masalah tak terduga terkait pasukan mereka di Afghanistan, yaitu kelebihan bir.
Dalam jumpa pers di Berlin, Senin (7/6), juru bicara Kementerian Pertahanan Christina Routsi menjelaskan pasukan Jerman di Afghanistan, sebelumnya diizinkan mengonsumsi minuman beralkohol pada waktu-waktu tertentu dan dalam jumlah terbatas. Tentara diizinkan mengonsumsi dua kaleng bir atau minuman lain yang setara, per hari.
Namun, komandan angkatan bersenjata Jerman di Afghanistan, karena alasan tingginya tingkat ancaman musuh, telah melarang semua konsumsi minuman beralkohol. Routsi mengatakan ini menjadi masalah bagi militer Jerman, karena sejumlah besar persediaan minuman beralkohol bagi pasukan Jerman di Afghanistan.
Ia mengatakan berdasarkan perjanjian penempatan pasukan antara Jerman dan Afghanistan, impor minuman beralkohol ke negara itu dilarang, kecuali untuk Camp Marmal, pangkalan Jerman di Afghanistan. Minuman beralkohol tidak bisa dijual di Afghanistan karena pembatasan agama setempat, atau dihancurkan demi alasan lingkungan.
Routsi mengatakan militer harus menyewa kontraktor sipil untuk mengangkut 22.600 liter minuman beralkohol, termasuk hampir 60.000 kaleng bir ke luar negeri menjelang penarikan pasukan Jerman dari Afghanistan saat misi NATO di negara itu berakhir dalam beberapa bulan mendatang.
Militer Jerman mengatakan kontraktor akan menjual bir tersebut di tempat lain, yang diharapkan akan menutup biaya transportasi keluar dari Afghanistan. [my/ka]