Pertempuran terus-menerus antara pemerintah Nigeria dengan ekstrimis Islam di bagian timur laut negara itu hampir merupakan perang bayangan, sementara rincian pertempuran itu tetap samar-samar bahkan setelah militer mengundang para wartawan ke garis depan.
Hari Kamis (6/6), pihak militer membawa para wartawan berkeliling dalam mobil di Maiduguri, tempat kelahiran pemberontakan separatis Islam di negara itu. Penduduk berada di luar rumah dan toko-toko buka.
Tetapi bekas luka dari hampir tiga tahun pemberontakan masih terlihat dari toko-toko yang dibakar oleh tentara, sebuah hotel besar yang dibom dan tanggul-tanggul dengan karung-karung berisi pasir tempat berlindung tentara yang mengarahkan senapan mesin berat ke arah kendaraan yang lewat.
Meski militer menyajikan pandangan optimis tentang keberhasilan yang mereka capai sejak presiden Nigeria mengumumkan keadaan darurat 14 Mei di tiga negara bagian, para pejabat terus menolak memberikan rincian mengenai pertempuran yang terus berlangsung itu.
Hari Kamis (6/6), pihak militer membawa para wartawan berkeliling dalam mobil di Maiduguri, tempat kelahiran pemberontakan separatis Islam di negara itu. Penduduk berada di luar rumah dan toko-toko buka.
Tetapi bekas luka dari hampir tiga tahun pemberontakan masih terlihat dari toko-toko yang dibakar oleh tentara, sebuah hotel besar yang dibom dan tanggul-tanggul dengan karung-karung berisi pasir tempat berlindung tentara yang mengarahkan senapan mesin berat ke arah kendaraan yang lewat.
Meski militer menyajikan pandangan optimis tentang keberhasilan yang mereka capai sejak presiden Nigeria mengumumkan keadaan darurat 14 Mei di tiga negara bagian, para pejabat terus menolak memberikan rincian mengenai pertempuran yang terus berlangsung itu.