Militer Rusia mengatakan sudah ada kesepakatan awal agar para pejuang pemberontak Suriah keluar dari daerah terakhir yang mereka kuasai di timur Ghouta sudah tercapai.
Hal ini akan membuat pemerintah Suriah kembali memegang kendali penuh atas daerah di pinggiran Damaskus itu setelah operasi militer selama enam minggu yang menewaskan sekitar 1.600 warga sipil.
Pasukan pemberontak belum membenarkan laporan militer Rusia itu dan belum ada kabar dari Rusia ketika evakuasi akan dimulai.
Serangan darat dan udara pasukan Suriah di Ghouta telah menyebabkan ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Mereka yang tidak mau atau tidak bisa meninggalkan tempat itu menghadapi kelangkaan pangan dan perawatan medis yang sangat kurang.
Tawaran untuk mengevakuasi bagian lain pinggiran kota itu menyebabkan ribuan warga sipil dan pemberontak memasuki Provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak.
Media pemerintah Suriah mengatakan sejumlah besar pemberontak dan keluarga mereka, Minggu (1/4), telah mulai meninggalkan Kota Douma yang terletak di timur laut Damaskus, tampaknya dalam perjalanan menuju Idlib.
Operasi merebut kembali Douma juga telah menghancurkan kota itu.
Douma adalah salah satu kota di Suriah yang memulai protes anti-Assad pada 2011. Protes itu meluas menjadi perang saudara yang telah menewaskan ratusan ribu warga sipil, menghancurkan kota-kota Suriah dan membantu memicu ketegangan ala Perang Dingin antara Amerika dan Rusia yang pro-Suriah.
Paus Fransiskus menggunakan sebagian pesan Paskah yang disampaikanya hari Minggu untuk kembali menyerukan diakhirinya apa yang disebut sebagai “pembantaian” di Suriah. [em/jm]