Isu Iklim
Minim Kemajuan, Rasa Frustrasi Muncul dalam KTT Iklim COP29
Seiring KTT iklim COP29 di Baku, Azerbaijan, memasuki hari-hari terakhir, terdapat peningkatan rasa frustrasi karena minimnya kemajuan dalam mencapai kesepakatan pendanaan iklim, yang dianggap penting untuk mengurangi emisi dan membatasi pemanasan global.
Mukhtar Babayev, presiden COP29 Azerbaijan, mendesak para delegasi untuk lebih memperhatikan kegentingannya.
"Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa mereka khawatir tentang status negosiasi," kata Babayev kepada para delegasi hari Senin (18/11). "Sudah saatnya mereka bergerak lebih cepat. Minggu ini kita akan menyambut para menteri dari seluruh dunia saat negosiasi mencapai tahap akhir.”
"Para politisi memiliki kekuatan untuk mencapai kesepakatan yang adil dan ambisius. Mereka harus memenuhi tanggung jawab ini. Mereka harus terlibat segera dan secara konstruktif," tambahnya.
Pendanaan Iklim
Uang menjadi pusat negosiasi COP29—atau dalam istilah COP, pendanaan iklim. Siapa yang akan membayar negara-negara miskin untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan beralih dari bahan bakar fosil—dan berapa biayanya?
Diharapkan pertemuan COP29 akan menetapkan target pendanaan baru yang ambisius. Sebagian besar perkiraan menempatkan biaya pendanaan iklim lebih dari $1 triliun setiap tahun. Dilaporkan bahwa banyak negara kaya enggan menyetujui jumlah tersebut.
Target yang ada saat ini sebesar $100 miliar per tahun, yang disepakati pada 2009, baru tercapai pada 2022.
Gagal Tepati Janji
Perwakilan Bolivia di COP29, Diego Balanza—yang memimpin blok negosiasi negara berkembang—menuduh negara-negara kaya gagal menepati janjinya selama satu dekade.
"Negara kami menderita dampak perubahan iklim yang sebagian besar disebabkan oleh emisi historis negara maju. Bagi kami sebagai negara berkembang, kehidupan rakyat kami, kelangsungan hidup mereka, dan mata pencaharian mereka, dipertaruhkan," kata Balanza kepada delegasi di Baku.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar pendanaan iklim sejauh ini diberikan melalui pinjaman, bukan hibah, yang "memiliki implikasi buruk bagi stabilitas makroekonomi negara berkembang."
Lambatnya Proses
Banyak pengamat mengkritik lambatnya negosiasi di Baku. Mohamed Adow, direktur grup kampanye Power Shift Africa, menuduh tuan rumah Azerbaijan tidak bisa memimpin.
"Ini adalah salah satu COP terburuk—setidaknya, salah satu minggu pertama COP terburuk—yang saya hadiri dalam 15 tahun terakhir," kata Adow kepada VOA. "Ada kemajuan yang sangat terbatas pada pendanaan iklim dan bahkan pada aturan seputar pasar karbon dan bagaimana dunia akan mengurangi emisi."
Teatrikal
Simon Stiell, sekretaris eksekutif Perubahan Iklim PBB, pada hari Senin mendesak pihak-pihak untuk "menghentikan teatrikal."
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memastikan COP29 berhasil. Semua pihak perlu bergerak lebih cepat menuju titik temu... Saya sudah sangat tegas: pendanaan iklim bukan amal. Ini 100 persen untuk kepentingan setiap negara melindungi ekonomi dan rakyat mereka dari dampak iklim yang merajalela. Semuanya harus menyelesaikan isu yang kurang penting di awal minggu, sehingga ada cukup waktu untuk keputusan politik utama," kata Stiell.
Pengurangan Emisi
Kesepakatan COP29 yang ambisius tentang pendanaan iklim dimaksudkan untuk membuka tahap negosiasi penting berikutnya. Menjelang COP30 tahun depan di Brasil, semua negara harus menyampaikan rencana aksi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, atau disebut sebagai 'kontribusi yang ditentukan secara nasional', dengan tujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5°C di atas level pra-industri, target kunci dari Perjanjian Paris 2016 tentang perubahan iklim.
Dalam trajektori saat ini, para ilmuwan memperkirakan dunia menuju pemanasan 2,7°C yang berpotensi katastrofik pada akhir abad ini; diprediksi akan menyebabkan cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan laut yang meluas.
Bayang-Bayang Trump
Adow, direktur Power Shift Africa, khawatir negosiasi COP29 dibayangi oleh kemenangan pemilihan presiden AS baru-baru ini oleh Donald Trump.
Trump menarik Amerika Serikat keluar dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim selama masa jabatan pertamanya. Penggantinya, Joe Biden, kembali masuk ke perjanjian itu pada hari pertama menjabat.
"Saya pikir yang membayang-bayangi pembicaraan ini adalah hal yang diketahui tapi tidak pasti, seputar terpilihnya Donald Trump, dan apa yang akan dilakukan pemerintahan Trump. Jadi, negara-negara kaya sebenarnya bersembunyi di belakang Trump—dan tidak ingin menanggapi seruan yang kami terima dari negara berkembang tentang $1,3 triliun yang mereka butuhkan untuk pendanaan iklim," kata Adow kepada VOA.
Pembicaraan COP29 dijadwalkan berakhir pada hari Jumat (22/11). Batas waktu bisa diperpanjang jika kesepakatan sudah di depan mata. [th/ab]
See all News Updates of the Day
- Associated Press
Salju Lebat Timbulkan Gangguan di seantero Inggris
Pemadaman listrik akibat cuaca buruk dilaporkan melanda Birmingham di Inggris tengah, Bristol di wilayah barat serta Cardiff di Wales.
Saljut lebat dan hujan yang disertai cuaca dingin telah menimbulkan gangguan di seantero Inggris, di mana beberapa bandara terpaksa menunda sejumlah penerbangan dan banyak dari jalan utama di utara Inggris tidak dapat dilalui.
Dengan cuaca diprediksi tetap memburuk pada hari Minggu (5/1), terdapat sejumlah kekhawatiran bahwa sejumlah masyarakat di wilayah pedesaan akan terisolasi karena timbunan salju setebal 40 sentimeter pada area dengan ketinggian 300 meter.
Layanan Listrik Nasional mengatakan pihaknya telah berupaya untuk memulihkan listrik setelah pemadaman yang berlangsung di seluruh negeri. Peta langsung dari perusahaan tersebut menunjukkan pemadaman listrik melanda Birmingham di Inggris tengah, Bristol di wilayah barat serta Cardiff di Wales.
Sejumlah acara olahraga telah ditunda namun laga sepakbola Premier League antara Liverpool dan Manchester United tetap digelar, walaupun akan ada peninjauan lanjutan.
Bandara John Lennon di Liverpool dan Bandara Manchester terpaksa menutup landasan pacu mereka dan mengalihkan penerbangan, sementara Bandara Birmingham juga menunda operasi selama beberapa jam semalaman namun pihak bandara mengatakan akan beroperasi "seperti biasa" pada hari Minggu.
Sejumlah jalanan juga terdampak parah oleh cuaca buruk yang terjadi di saat banyak keluarga kembali ke rumah mereka seusai menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dan sejumlah mahasiswa yang kembali ke kampus masing-masing.
Sementara itu pada layanan kereta api, banyak layanan yang dibatalkan dengan Badan Kereta Api Nasional mengeluarkan peringatan akan gangguan pada minggu kerja mendatang.
Ramalan cuaca utama Inggris, Met Office, telah memprediksi bahwa hujan es dan salju akan terus berlanjut ke wilayah utara pada hari Minggu dan akan menjadi yang terderas di utara Inggris serta wilayah selatan Skotlandia. Setelah mengalami hujan es untuk beberapa saat, cuaca di wilayah selatan Inggris akan membaik.
Embun beku serta potongan es akan tetap muncul untuk awal minggu depan, namun pada Senin (6/1) dan Selasa (7/1) cuaca diprediksi cerah dan hujan musim dingin tersebar di beberapa wilayah.
Kementerian Lingkungan juga telah mengeluarkan delapan peringatan banjir di seantero wilayah selatan Inggris di dekat area Sungai Taw dan Sungai Avon. [rs]
Hutan Amazon Brasil Alami Kebakaran Terbanyak dalam 17 Tahun
Terdapat 140.328 kebakaran yang terdeteksi oleh pencitraan satelit sepanjang tahun lalu, menurut Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa (INPE) Brasil
Hutan hujan Amazon Brasil mencatat jumlah kebakaran tertinggi dalam 17 tahun terakhir pada 2024, menurut data pemerintah yang dipublikasikan pada Rabu (1/1), setelah bioma yang luas itu mengalami kekeringan panjang selama berbulan-bulan.
Bioma adalah wilayah geografis yang luas yang memiliki kondisi lingkungan tertentu dan dihuni oleh komunitas flora dan fauna yang khas.
Terdapat 140.328 kebakaran yang terdeteksi oleh pencitraan satelit sepanjang tahun lalu, menurut Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa (INPE) Brasil.
Jumlah itu 42 persen lebih banyak daripada 98.634 kebakaran yang tercatat pada 2023 - dan yang terbanyak sejak tahun 2007, ketika 186.463 kebakaran hutan tercatat pada saat itu.
Meskipun jumlah kebakaran tinggi, ada indikasi bahwa total area yang mengalami deforestasi bisa menjadi yang terendah dalam beberapa tahun.
Pada awal November, INPE mengatakan deforestasi di wilayah tersebut dalam periode 12 bulan hingga Agustus 2024 telah turun lebih dari 30 persen, dari tahun ke tahun, dan berada pada jumlah terendah dalam sembilan tahun.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva telah menjadikan pelestarian Amazon sebagai prioritas bagi pemerintahannya, yang pada November tahun ini akan menjadi tuan rumah konferensi iklim COP30 PBB di Kota Belem, Amazon.
Pemantau iklim Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa, mengatakan bulan lalu bahwa kekeringan parah telah memicu kebakaran hutan di seluruh Amerika Selatan pada 2024.
Gumpalan asap tebal terkadang menyelimuti kota-kota besar termasuk Brasilia, Rio de Janeiro, dan Sao Paulo tahun lalu, dengan polusi yang menyesakkan yang bertahan selama beberapa pekan.
Kekeringan telah melanda wilayah Amazon sejak pertengahan 2023, didorong oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan fenomena pemanasan El Nino.
Situasi tersebut membantu menciptakan kondisi untuk kebakaran besar, tetapi para ahli mengatakan bahwa sebagian besar kebakaran sengaja dilakukan oleh petani untuk membuka lahan untuk pertanian.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa penggundulan hutan yang terus berlanjut akan menempatkan Amazon berada di jalur menuju titik di mana dia akan mengeluarkan lebih banyak karbon daripada yang diserapnya, yang mempercepat perubahan iklim. [ns/uh]
Rencana Energi Trump akan Hadapi Banyak Tantangan
Pendekatan yang berbeda terhadap energi merupakan inti dari janji Presiden terpilih Donald Trump untuk menurunkan biaya hidup masyarakat Amerika. Namunrencana Trump ini tidak akan mudah direalisasikan mengingat ketergantungan global yang kompleks terhadap pasokan minyak dan gas.
Trump yang akan dilantik pada 20 Januari menjanjikan biaya energi yang lebih rendah dalam kampanye kepresidenannya Agustus lalu.
“Upaya kita untuk menurunkan biaya hidup akan menjadi upaya habis-habisan untuk mengakhiri perang Biden-Harris terhadap energi Amerika. Kita akan mengebor, kita akan mengebor," kata Trump.
Trump berencana meningkatkan pasokan minyak dengan mempercepat izin pengeboran dan meningkatkan eksplorasi minyak di lepas pantai Amerika Serikat.
Beberapa analis mengatakan langkah tersebut akan mendapat penolakan dari perusahaan-perusahaan minyak.
James Coleman, pakar hukum energi dan infrastruktur di Universitas Minnesota, menjelaskan alasannya.
“Kita tidak memiliki cara untuk memaksa negara-negara, untuk memaksa perusahaan-perusahaan melakukan pengeboran minyak lebih banyak. Dan sering kali para investor memiliki kekhawatiran mereka sendiri soal 'Jika produksi minyak terlalu banyak, harga minyak mungkin akan turun,'" tutur Coleman.
Trump juga mengusulkan perluasan ekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).
Menteri Energi Qatar Saad Sherida al-Kaabi, mengatakan sebelumnya bulan ini bahwa dia tidak khawatir dengan janji Trump untuk mencabut pembatasan ekspor LNG.
“LNG tambahan, kompetisi tambahan, kami sambut baik. Bahkan jika Anda mencabut batasan ekspor LNG dan mengatakan kita akan mengekspor 300 juta ton lagi dari Amerika atau 500 juta ton dari Amerika. Semua proyek ini dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan swasta yang mempertimbangkan kelayakan komersial dari proyek-proyek tersebut," kata al-Kaabi.
Christ Wright, pilihan Trump untuk Departemen Energi, tidak mempercayai bahwa dunia saat ini sedang menghadapi krisis iklim. Dalam sebuah dialog sebelumnya tahun ini, Wright, yang juga kepala eksekutif (CEO) perusahaan jasa lapangan minyak, diserang anggota Kongres dari Partai Demokrat Sean Casten terkait pernyataannya tentang perubahan iklim.
“Anda berkata, 'Tidak ada krisis iklim. Kita juga tidak berada di tengah-tengah transisi energi. Manusia dan kehidupan yang kompleks tidak mungkin terjadi tanpa karbon dioksida. Gagasan mengenai polusi karbon sungguh keterlaluan.' Anda setuju Anda mengatakan semua itu?" kata Casten.
Menurut Coleman dari Universitas Minnesota, banyak rencana energi Trump tidak dapat terwujud tanpa kerja sama dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen-produsen minyak lainnya.
“Kita mengekspor banyak produk energi ke Kanada dan Meksiko. Jika ada tarif balasan dari negara-negara tersebut, itu dapat berdampak negatif pada produsen-produsen kita. Jadi saya kira sebagian besar industri energi berharap ini hanya semacam gertakan," kata Coleman.
Berbeda sekali dengan pemerintahan Biden yang memprioritaskan energi terbarukan dan memerangi perubahan iklim, Trump juga diperkirakan akan memotong kredit pajak untuk kendaraan listrik. [ab/uh]
China Berencana Bangun Bendungan PLTA Terbesar di Tibet
Bendungan PLTA itu diperkirakan akan mempengaruhi kehidupan jutaan orang di hilir sungai di India dan Bangladesh.
China telah menyetujui pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di dunia. Hal itu menandai dimulainya proyek ambisius di tepi timur dataran tinggi Tibet yang dapat berdampak pada jutaan orang di hilir India dan Bangladesh.
Menurut perkiraan yang diberikan oleh Power Construction Corp of China pada 2020, bendungan yang akan berlokasi di bagian hilir Sungai Yarlung Zangbo tersebut, dapat menghasilkan 300 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik setiap tahunnya.
Kapasitas PLTA itu lebih dari tiga kali lipat kapasitas bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges Dam) di China tengah, yang saat ini merupakan bendungan terbesar di dunia dengan kapasitas pembangkitan sebesar 88,2 miliar kWh.
Proyek tersebut akan memainkan peran utama dalam memenuhi tujuan puncak karbon dan netralitas karbon di China, menstimulasi industri terkait seperti teknik, dan menciptakan lapangan kerja di Tibet, kata kantor berita resmi Xinhua, Rabu (25/12).
Salah satu bagian dari air terjun Yarlung Zangbo memiliki ketinggian dramatis sekitar 2.000 meter dalam jarak pendek 50 kilometer, menawarkan potensi pembangkit listrik tenaga air yang sangat besar dan tantangan teknis yang unik.
Pengeluaran untuk pembangunan bendungan, termasuk biaya teknik, juga diperkirakan melebihi biaya pembangunan bendungan Tiga Ngarai, yang menelan biaya 254,2 miliar yuan, atau sekitar Rp 564,7 triliun. Angka itu termasuk pemukiman kembali 1,4 juta orang yang terpaksa mengungsi dan jumlah ini empat kali lipat dari perkiraan awal sebesar $7,8 miliar (setara Rp 126 triliun).
Pihak berwenang belum memberi perkiraan berapa banyak orang yang akan tergusur oleh proyek Tibet dan bagaimana hal itu akan berdampak pada ekosistem lokal, salah satu ekosistem terkaya dan paling beragam di dataran tinggi tersebut.
Namun menurut para pejabat China, proyek pembangkit listrik tenaga air di Tibet, tidak akan berdampak besar terhadap lingkungan atau pasokan air di hilir. Menurut China, proyek itu memiliki lebih dari sepertiga potensi pembangkit listrik tenaga air di China,
Meskipun demikian, India dan Bangladesh telah menyampaikan kekhawatirannya mengenai bendungan tersebut, karena proyek tersebut berpotensi mengubah tidak hanya ekologi lokal tetapi juga aliran dan arah aliran sungai di hilir.
Yarlung Zangbo menjadi sungai Brahmaputra saat meninggalkan Tibet dan mengalir ke selatan menuju negara bagian Arunachal Pradesh dan Assam di India dan akhirnya ke Bangladesh.
China telah memulai pembangkit listrik tenaga air di hulu Yarlung Zangbo, yang mengalir dari barat ke timur Tibet. Negara itu merencanakan lebih banyak proyek di hulu. [ft/es]
- Rio Tuasikal
Sawit Indonesia Dicermati Pasca Penundaan UU Anti-Deforestasi Uni Eropa
Usai penundaan pemberlakuan UU Anti-Deforestasi Uni Eropa (EUDR) hingga akhir 2025, organisasi lingkungan mengkhawatirkan berlanjutnya penggundulan hutan di Indonesia. Mereka pun mendorong perbaikan tata kelola sawit di Indonesia, mengikuti standar Uni Eropa.
Forum