Pompa terlihat di mana-mana, menyedot minyak mentah Texas keluar dari tanah -- lebih dari 80 tahun setelah minyak ditemukan di sana. Kota Kilgore di negara bagian Texas mengalami beberapa kali pasang surut di sektor energi. Pelajaran dari sejarah itu diabadikan di Museum Perminyakan di Texas timur.
Joe White direktur museum itu mengatakan, "Populasi kami kurang dari 400 orang menurut sensus tahun 1930, dan benar-benar dalam semalam - setelah sumur minyak Crimm mengucurkan minyak pada 28 Desember 1930 dan menghasilkan 22.000 barel per hari – jumlah penduduknya membengkak menjadi lebih dari 10.000 dan semuanya berubah."
Dalam waktu singkat banyak hal di luar kendali terjadi di Kilgore. Satuan petugas keamanan Texas Rangers harus memulihkan ketertiban dan mengalihfungsikan sebuah gereja menjadi penjara sementara.
Banyak pendatang baru akhirnya tinggal di taman kota musim dingin itu. Penampungan sementara mereka terbuat dari kardus dan dahan pinus diberikan untuk melindungi dari cuaca dingin, dan penyakit menyebar dengan cepat di kam-kam yang penuh sesak.
Pusat produksi minyak di kota Kilgore adalah seperempat hektar tanah di jantung kota. Bill Woodall, editor surat kabar Kilgore News Herald, mengatakan bahwa begitu banyak minyak yang dipompa dari satu blok kota itu – yang kemudian dikenal sebagai "Lapangan Terkaya di Dunia".
Penerimaan dari perminyakan itu berarti gereja yang lebih besar, rumah yang lebih bagus, sebuah perguruan tinggi kecil, perpustakaan, dan gedung pertunjukan berkapasitas 900 orang - di kota yang berpenduduk 10.000 orang itu. Tapi ada juga tantangannya. Sampai hari ini, pompa minyak, tangki dan pipa menyita begitu banyak lahan, sehingga Kilgore kekurangan perumahan, dan pasang surut ekonomi menyurutkan pembangunan lebih banyak tempat tinggal.
R.E. Spradlin, Walikota Kilgore, mengatakan, "Pemasukan kota ini naik – turun. Dalam kesusahan ekonomi pertengahan 1980-an, kami harus mengurangi gaji pegawai, dan melakukan PHK.”
Uang habis begitu cepat saat ekonomi menderita kelesuan dan pengembang merugi karena propertinya tidak terjual. Spardlin mengatakan, ekonomi yang pasang-surut seperti itu, membuat sulit bagi setiap orang untuk merencanakan ke depan, termasuk para pemimpin kota.
Spardlin memperingatkan agar kota-kota yang sekarang mengalami pertumbuhan ekonomi secara pesat di Amerika menjaga pengeluaran agar tetap rendah, menabung sebanyak mungkin, dan senantiasa waspada bahwa aliran deras uang sewaktu-waktu bisa terhenti dalam sekejap.
Joe White direktur museum itu mengatakan, "Populasi kami kurang dari 400 orang menurut sensus tahun 1930, dan benar-benar dalam semalam - setelah sumur minyak Crimm mengucurkan minyak pada 28 Desember 1930 dan menghasilkan 22.000 barel per hari – jumlah penduduknya membengkak menjadi lebih dari 10.000 dan semuanya berubah."
Dalam waktu singkat banyak hal di luar kendali terjadi di Kilgore. Satuan petugas keamanan Texas Rangers harus memulihkan ketertiban dan mengalihfungsikan sebuah gereja menjadi penjara sementara.
Banyak pendatang baru akhirnya tinggal di taman kota musim dingin itu. Penampungan sementara mereka terbuat dari kardus dan dahan pinus diberikan untuk melindungi dari cuaca dingin, dan penyakit menyebar dengan cepat di kam-kam yang penuh sesak.
Pusat produksi minyak di kota Kilgore adalah seperempat hektar tanah di jantung kota. Bill Woodall, editor surat kabar Kilgore News Herald, mengatakan bahwa begitu banyak minyak yang dipompa dari satu blok kota itu – yang kemudian dikenal sebagai "Lapangan Terkaya di Dunia".
Penerimaan dari perminyakan itu berarti gereja yang lebih besar, rumah yang lebih bagus, sebuah perguruan tinggi kecil, perpustakaan, dan gedung pertunjukan berkapasitas 900 orang - di kota yang berpenduduk 10.000 orang itu. Tapi ada juga tantangannya. Sampai hari ini, pompa minyak, tangki dan pipa menyita begitu banyak lahan, sehingga Kilgore kekurangan perumahan, dan pasang surut ekonomi menyurutkan pembangunan lebih banyak tempat tinggal.
R.E. Spradlin, Walikota Kilgore, mengatakan, "Pemasukan kota ini naik – turun. Dalam kesusahan ekonomi pertengahan 1980-an, kami harus mengurangi gaji pegawai, dan melakukan PHK.”
Uang habis begitu cepat saat ekonomi menderita kelesuan dan pengembang merugi karena propertinya tidak terjual. Spardlin mengatakan, ekonomi yang pasang-surut seperti itu, membuat sulit bagi setiap orang untuk merencanakan ke depan, termasuk para pemimpin kota.
Spardlin memperingatkan agar kota-kota yang sekarang mengalami pertumbuhan ekonomi secara pesat di Amerika menjaga pengeluaran agar tetap rendah, menabung sebanyak mungkin, dan senantiasa waspada bahwa aliran deras uang sewaktu-waktu bisa terhenti dalam sekejap.