Militer Amerika mengatakan mendeteksi dua peluncuran misil secara bersamaan, yang satu berhasil dan lainnya meledak tak lama setelah diluncurkan.
Pejabat-pejabat mengatakan misil tersebut diyakini sebagai misil jarak menengah Rodong, yang diluncurkan hari Rabu (3/8) sekitar jam delapan pagi dari Unyul – di bagian barat propinsi Hwanghae – dan terbang sekitar 1.000 kilometer sebelum jatuh di atau di dekat perairan Jepang.
Pernyataan dari Ketua Kepala Staf Gabungan mengatakan peluncuran misil itu menunjukkan “ambisi Korea Utara untuk menyerang negara-negara tetangganya”.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut peluncuran misil itu sebagai “ancaman serius” bagi keamanan Jepang dan menyampaikan kecaman keras terhadap berlanjutnya usaha misil balistik Korea Utara itu.
Amerika segera menanggapi uji coba hari Rabu itu dengan mengingatkan Korea Utara bahwa Amerika siap membela diri dan sekutu-sekutunya dari provokasi apapun.
“Kami tahu tentang laporan bahwa DPRK meluncurkan beberapa misilnya”, ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Anne Richley-Allen.
“Kami siap bekerjasama dengan sekutu-sekutu dan mitra Amerika di seluruh dunia untuk menanggapi provokasi lebih jauh DPRK, dan sekaligus membela diri dan sekutu-sekutu kami dari serangan atau provokasi apapun,” tambahnya.
Sekjen PBB Ban Ki-Moon juga mengecam uji coba hari Rabu itu dengan mengatakan ia “sangat prihatin” dan mengingatkan bahwa uji coba semacam itu merupakan ancaman terhadap stabilitas dan perdamaian di kawasan.
Peluncuran misil terbaru ini adalah yang keempat dalam dua minggu. Semua peluncuran ini merupakan tindakan pembangkangan terhadap resolusi PBB yang melarang Korea Utara mengembangkan misil balistik.
Tanggal 19 Juli lalu Korea Utara meluncurkan tiga misil yang juga jatuh ke laut dalam apa yang disebut media pemerintah Korea Utara sebagai simulasi serangan bom atom terhadap Korea Selatan.
Korea Utara berupaya mengembangkan hulu ledak yang cukup kecil untuk dipasang pada misil jarak jauh yang bisa mencapai benua Amerika. Tetapi pejabat-pejabat Korea Selatan mengatakan Korea Utara sejauh ini belum bisa membuat hulu ledak semacam itu. [em/ii]