Moderna berusaha menjadi perusahaan farmasi yang pertama dalam menawarkan vaksin COVID-19 bagi anak-anak usia paling muda, dengan meminta persetujuan Badan Urusan Pangan dan Obat-Obatan (FDA) untuk menyetujui suntikan dosis rendah bagi bayi, balita dan anak-anak usia pra-sekolah pada Kamis (28/4).
Keluarga-keluarga di Amerika Serikat (AS) sedang menunggu dengan tidak sabar kesempatan untuk melindungi anak-anak usia paling muda ketika kebijakan mengenakan masker dan pembatasan sosial lain mulai dilonggarkan, sementara perebakan varian virus corona yang sangat menular sebenarnya masih terus berlangsung. Sudah sekitar tiga perempat anak-anak dari segala usia menunjukkan tanda-tanda telah terjangkit virus mematikan itu di beberapa titik selama pandemi.
Moderna, pada Kamis (28/4), mengirim data ke FDA yang diharapkan akan membuktikan bahwa dua suntikan dosis rendah buatannya dapat melindungi anak-anak usia di bawah enam tahun, meskipun efektifitasnya tidak setinggi pada anak-anak yang diuji selama lonjakan varian omicron berlangsung dibandingkan dengan pada awal pandemi.
Kepala Tim Medis Moderna, Dr. Paul Burton, mengatakan kepada Associated Press bahwa “ada kebutuhan medis penting yang belum terpenuhi bagi anak-anak usia paling muda ini.” Dua suntikan ukuran anak-anak “akan melindungi mereka dengan aman. Saya pikir seiring perjalanan waktu mereka akan membutuhkan dosis tambahan. Tetapi kami sedang mengupayakannya,” tambahnya.
Vaksin Moderna untuk Balita Efektif 40-50 Persen
Moderna mengatakan dua dosis vaksin untuk anak-anak memiliki tingkat keefektifan 40 hingga 50 persen untuk mencegah gejala COVID-19, bukan pencapaian optimal tetapi bagi banyak orang tua, perlindungan apapun akan lebih baik dibanding tidak sama sekali.
“Efektifitas vaksin (buatan Moderna) kurang optimal dan kami mengharapkan kemajuan yang lebih baik, tetapi ini adalah langkah pertama,” ujar Dr. Nimmi Rajagopal di Cook County Health, di Chicago, yang juga tidak sabar menunggu vaksinasi untuk pasien-pasiennya yang berusia paling muda dan putranya sendiri yang baru berusia tiga tahun, yang siap masuk pra-sekolah.
“Memberi saya ketenangan pikiran ketika mengetahui bahwa pada musim gugur ini saya akan memasukkannya ke sekolah dan dia sudah divaksinasi penuh,” tambahnya.
Di AS saat ini hanya anak-anak berusia lima tahun dan lebih tua yang dapat divaksinasi dengan vaksin Pfizer. Masih terdapat sekitar 18 juta anak usia lebih muda yang belum terlindungi.
Pfizer Juga Tunggu Persetujuan FDA
Vaksin Moderna bukan satu-satunya yang bertarung untuk mendapatkan persetujuan FDA bagi anak balita. Pfizer dalam waktu dekat diperkirakan akan mengumumkan tiga suntikan dengan dosis lebih rendah bagi anak-anak usia paling muda, beberapa bulan setelah temuan yang mengecewakan bahwa dua dosis buatannya sebelumnya tidak cukup kuat menangkis gejala COVID-19.
Meskipun COVID-19 tidak menimbulkan bahaya pada anak-anak seburuk pada orang dewasa, sebagian pasien anak-anak yang terjangkit tetap mengalami sakit parah dan bahkan meninggal.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sejak pandemi merebak Maret pada 2020 lalu, terdapat sekitar 475 anak usia kurang dari lima tahun meninggal dunia akibat COVID-19. Sementara jumlah yang harus dirawat inap meningkat ketika varian omicron melanda.
Belum jelas berapa banyak orang tua yang berniat memvaksinasi anak-anak usia muda ini. Kurang dari sepertiga anak usia 5-11 tahun telah divaksinasi dua kali, dan sementara anak usia 12-17 tahun yang divaksinasi penuh mencapai 58 persen. [em/lt]