Keberadaan monster tas kresek atau kantong plastik menjadi perhatian para pengunjung salah satu mall di Surabaya, ketika beberapa pengunjung mall yang kedapatan membawa barang belanjaan dengan menggunakan kantong plastik diminta menggantinya dengan tas kain yang telah disiapkan.
Hanny Ismail dari Komunitas Nol Sampah yang berperan sebagai monster tas kresek mengatakan bahwa keberadaan monster tas kresek bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai banyaknya tas kresek atau kantong plastik yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
“Monster itu sendiri, kami menghitung satu itu 350 (kantong plastik) berarti 2 (monster) itu 700. Itu menunjukkan kalau satu orang per tahunnya memakai kurang lebih 700 kantong plastik. Makanya kami mencoba untuk membuat moster itu sebagai pertanda kalau orang memakai (kantong plastik) sebanyak itu,” kata Hanny Ismail, Aktivis Komunitas Nol Sampah.
Ketergantungan masyarakat terhadap kantong plastik atau tas kresek masih cukup besar. Seperti penuturan Krista, warga Surabaya, yang selalu mendapatkan tas kresek atau kantong plastik setiap berbelanja di mall atau pasar tradisional.
“Enggak selalu pakai plastik sih, kadang juga pakai tas-tas kain yang bisa dipakai berulang kali. Kalau misalnya belanja bungkusnya pasti pakai plastik, atau kalau bungkus makanan seperti gitu,” kata Krista.
Hermawan Some dari Komunitas Nol Sampah memprediksi, pemakaian tas kresek atau kantong plastik di Indonesia, khususnya di Surabaya masih cukup tinggi. Diperkirakan sebanyak 2,1 milyar kantong plastik atau tas kresek dihasilkan oleh sekitar 3 juta penduduk Surabaya dalam setahun.
Peran Pemerintah Kota Surabaya dirasa sangat penting untuk membuat aturan pengurangan pemakaian tas kresek atau kantong plastik, guna mencegah kerusakan lingkungan khususnya di sungai, laut, serta ekosistem lainnya.
“Kami ingin dan berharap sebenarnya, ada pendekatan dengan Pemerintah Kota, Pemerintah Kota kemudian membuat aturan. Selama ini kan memang sudah ada surat edaran dari Walikota Surabaya di mall-mall di seluruh Surabaya untuk membatasi pemakaian kantong plastik," jelas Hermawan Some, Aktivis Komunita Nol Sampah.
"Kami berharap mungkin ada kejutan baru, misalnya membuat hari tanpa kantong plastik di Surabaya, hari-hari tertentulah. Sehari dalam sebulan, atau beberapa hari dalam setahun kan lumayan, karena kalau hitungan kita satu orang menghasilkan dua kantong plastik sehari, kemudian 3 juta orang di Surabaya tidak menghasilkan kantong plastik, kan berarti ada 6 juta kantong plastik yang tidak kita buang,” lanjutnya.