Montenegro menyatakan berkontribusi bagi perdamaian. Pernyataan ini dilontarkan untuk menanggapi klaim Presiden Amerika Donald Trump baru-baru ini yang menyatakan bahwa “orang-orang yang sangat agresif” di negara kecil di kawasan Balkan dapat memulai Perang Dunia III.
Dalam pernyataan yang dilansir Kamis (19/7), pemerintah Montenegro menyatakan “berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas bukannya di benua Eropa, tetapi juga bersama-sama dengan tentara Amerika di Afghanistan.”
Isu ini mengemuka sewaktu Trump kembali mengritik NATO dalam wawancara dengan Tucker Carlson dari Fox News Channel ketika ditanya mengapa anaknya harus membela Montenegro kalau diserang.
Wawancara itu dilakukan hari Senin setelah Trump, yang telah lama skeptis terhadap NATO, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki. Rusia jengkel sewaktu Montenegro bergabung dengan NATO pada tahun 2017 dan hubungan antara kedua negara tegang karena negara Balkan itu menjalin hubungan lebih erat dengan Barat.
Trump menanggapi, “Saya memahami apa yang Anda katakan. Montenegro adalah negara kecil dengan rakyat yang sangat kuat. Mereka sangat agresif. Mereka mungkin menjadi agresif, dan selamat, Anda memasuki Perang Dunia III,” lanjut Trump.
Pernyataan tersebut dikemukakan sewaktu Trump dan Carlson membahas Pasal 5, pasal pertahanan bersama NATO yang menyatakan serangan terhadap satu anggota NATO merupakan serangan terhadap seluruh anggota.
Meskipun Trump berkomentar mengenai negara itu, pemerintah Montenegro menyatakan tetap berkomitmen terhadap demokrasi dan terhadap hubungan ‘permanen’ dengan Amerika.
“Di dunia sekarang ini, yang penting bukan apakah Anda besar atau kecil, tetapi sejauh mana Anda menghargai nilai-nilai kebebasan, solidaritas dan demokrasi,” sebut pernyataan itu. “Karena itu, persahabatan dan aliansi Montenegro dan Amerika Serikat kokoh dan permanen.” [uh/ab]
