Donald Trump dan Joe Biden kembali berkampanye setelah menjalankan debat pilpres pertama pada pekan lalu, dengan Biden berusaha meyakinkan para pendukungnya bahwa ia siap untuk menjalani periode kedua, menyusul performanya dalam debat yang sempat membuat para pendukungnya kecewa.
"Saya berjanji kepada Anda sebagai Biden, saya tidak akan mencalonkan diri lagi jika saya tidak yakin dengan sepenuh hati dan jiwa saya, saya bisa melakukan pekerjaan ini karena sejujurnya pertaruhannya terlalu besar,” seru Biden.
Aksi penggalangan dana selama akhir pekan lalu merupakan kesempatan lain bagi kampanye Biden untuk melawan keresahan internal Partai Demokrat: bahwa debatnya yang tersendat-sendat membuat mereka harus mencari kandidat presiden baru.
"Jika ada calon baru dari Partai Demokrat yang lebih muda dan bersemangat, saya rasa orang-orang akan mengambil kesempatan itu dalam sekejap untuk menyingkirkan Trump,” jelas Larry Sabato, Direktur Pusat Politik University of Virginia kepada kantor berita Reuters.
Trump mengatakan bahwa debat itu menandakan pilpres kali ini adalah pilihan antara kekuatan dan kelemahan.
"Pertanyaan yang harus ditanyakan setiap pemilih pada diri mereka sendiri kini bukan apakah Joe Biden bisa bertahan selama 90 menit di dalam debat, tetapi apakah Amerika bisa bertahan selama empat tahun lagi dengan Joe Biden yang tercela di Gedung Putih,” ujar Trump.
Trump mengatakan dalam sebuah pertemuan pascadebat bahwa dia yakin Biden akan tetap mengikuti pemilihan.
"Banyak orang mengatakan bahwa setelah penampilan semalam, Joe Biden akan keluar dari persaingan ini. Namun faktanya, saya tidak terlalu percaya itu karena dia lebih baik dalam jajak pendapat dibandingkan kandidat dari Partai Demokrat yang mereka bicarakan,” pungkas Trump.
Para anggota yang dibicarakan oleh internal Partai Demokrat terkait kemungkinan akan menggantikan Biden di antaranya adalah pasangannya, Wakil Presiden Kamala Harris, Gubernur Michigan yang merupakan negara bagian kunci, Gretchen Whitmer, Gubernur California Gavin Newsom, Gubernur Kentucky Andy Beshear, dan Gubernur Illinois J. B. Pritzker.
Tak satu pun dari para anggota Partai Demokrat itu yang menyerukan penggantian Biden. Mengganti kandidat sebelum konvensi partai mereka di bulan Agustus mendatang akan mengharuskan Biden untuk mundur.
"Mereka harus pergi ke Gedung Putih dan mencoba meyakinkannya, dan dia akan sulit diyakinkan. Dan mereka juga harus mencoba meyakinkan Jill Biden. Dan itu mungkin akan lebih sulit lagi,” terang Sabato.
Ibu negara, Jill Biden, mengatakan dalam sebuah aksi kampanye pascadebat bahwa suaminya menunjukkan dirinya adalah pilihan terbaik Amerika.
"Apa yang Anda lihat tadi malam di panggung debat adalah Joe Biden, seorang presiden yang berintegritas, jujur dan berkarakter. Dan Donald Trump mengatakan kebohongan demi kebohongan,” sebut Jill Biden.
Survey awal pascadebat oleh CBS News menunjukkan bahwa sebagian besar anggota Partai Demokrat percaya bahwa Biden seharusnya tetap menjadi calon mereka.
Konvensi partai politiklah yang akan memberikan dampak yang lebih besar bagi para pemilih daripada debat, kata profesor ilmu politik dari Universitas Marquette, Julia Azari.
"Penelitian mutakhir dalam ilmu politik tentang jenis acara apa yang mendorong niat memilih, dan bisa semakin memprediksi bagaimana orang akan memilih pada bulan November, adalah bahwa konvensi itu penting, tetapi debat tidak,” jelas Azari kepada kantor berita Reuters.
Tim kampanye Biden lalu mengadakan pertemuan pascadebat dengan para anggota Komite Nasional Partai Demokrat tentang konvensi yang akan datang.
Sejumlah anggota komite dalam pertemuan itu mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa penilaian debat itu terlalu berlebihan dalam upaya Biden untuk terpilih kembali, dan sebagian besar mereka mengabaikan kritik terhadap penampilan debatnya. [th/ab]
Forum