Kamala Harris adalah calon wakil presiden pilihan Presiden Joe Biden dalam pemilu kali ini. Sedangkan untuk calon wakil presiden Donald Trump dari Partai Republik, masih belum jelas.
Ketika didesak, Trump menolak untuk memberikan jawaban dan hanya mengatakan bahwa ia akan mengumumkan pilihannya di Konvensi Nasional Partai Republik pada bulan Juli.
Di antara para kandidat yang muncul, masing-masing berberpeluang untuk memperluas basis pendukung Trump.
Gubernur North Dakota Doug Burgum adalah salah satu kandidat utama. Pengusaha dan wirausahawan ini membangun sebuah perusahaan perangkat lunak keuangan yang dibeli Microsoft pada tahun 2001 dengan harga lebih dari satu miliar dolar.
Kekayaan dan koneksi Burgum akan menjadi aset utama dalam membantu membiayai kampanye Trump, dan pengalaman bisnis serta pengetahuannya sejalan dengan pencitraan diri Trump sebagai pengembang real estat yang cerdas.
Rekannya sesama warga Florida, Marco Rubio, adalah pesaing utama lainnya. Senator dari negara bagian ini punya nama besar, dengan lebih dari 25 tahun pengalaman memerintah di tingkat lokal, negara bagian, dan nasional.
Marco Rubio menjabat sebagai wakil ketua Komite Intelijen Senat dan anggota senior Komite Hubungan Luar Negeri, warga Amerika keturunan Kuba yang berasal dari Miami ini bisa memperluas basis pendukung Trump dari kalangan Hispanik dan Latin.
Senator Ohio yang sedang menjabat pada periode pertama, JD Vance, juga dianggap sebagai pesaing utama untuk menjadi wakil presiden.
Mantan pemodal ventura ini menjadi terkenal dengan memoarnya pada tahun 2016, "Hillbilly Elegy," yang mengeksplorasi kemunduran budaya dan sosial ekonomi kelas pekerja kulit putih di pedesaan.
Sebagai mantan pengecam Trump, Vance pernah menggambarkan mantan presiden itu sebagai "tercela" dan menyebutnya "Hitler-nya Amerika". Dia sekarang menjadi pendukung Trump dan secara teratur muncul sebagai corong media selama persidangan uang tutup mulut Trump.
Senator dari South Carolina Tim Scott juga disebut sebagai calon dan jika terpilih, ia akan menjadi anggota Partai Republik berkulit hitam pertama yang mencalonkan diri sebagai kandidat wakil presiden, dan penunjukannya berpotensi memperluas daya tarik Trump di kalangan warga kulit hitam Amerika.
Karier politik Scott dimulai di tingkat lokal pada tahun 1995, dan ia telah bertugas di Senat sejak 2013. Nama anggota DPR dari New York Elise Stefanik juga muncul sebagai calon wakil presiden. Stefanik menganggap dirinya sebagai sekutu terkuat Trump di Kongres, di mana dia adalah pemimpin Partai Republik peringkat keempat di DPR.
Pilihan Wakil Presiden Trump bukan hanya tentang siapa yang paling selaras dengan prioritas Trump, tetapi juga siapa yang akan berada di posisi terbaik untuk melanjutkan kepemimpinannya, karena jika terpilih lagi pada bulan November ini, pria berusia 78 tahun ini hanya akan bisa menjabat selama empat tahun sesuai dengan batas masa jabatan konstitusional presiden. [my/jm]
Forum