Selama bulan Ramadan umat Islam sangat dianjurkan untuk mengajak orang berpuasa berbuka bersama. Di Amerika banyak keluarga Muslim melakukannya dengan menyumbangkan makanan ke masjid, di mana mahasiswa dan bujangan biasanya pergi berbuka puasa. Selain itu, ada juga yang membantu yang miskin.
Yusuf Ramelize, pengelola produksi perusahaan layanan informasi di New York, misalnya, banyak meluangkan waktunya selama Ramadan membantu tunawisma di kota itu. Melalui situs yang dibentuknya, Homelessforoneweek.com, setiap tahun ia berusaha menggalang dana sebesar 5.000 dolar yang kemudian disumbangkan kepada organisasi nirlaba New York’s Coalition for the Homeless dan Bank Pangan kota New York.
Syed Ismail, ilmuwan peneliti NASA di Hampton, Virginia, menghitung zakat berdasarkan aset yang dimilikinya dan perhiasan isterinya. Ia kemudian mengirim uang zakat kepada kerabatnya yang miskin di India, dan sebagian lainnya kepada beberapa organisasi amal Amerika, termasuk Badan Amal Muslim di Norfolk, Virginia, yang menyalurkan bantuan bagi kelompok miskin di wilayah itu.
Irfan Rydhan, arsitek lulusan UC Berkely yang tinggal di San Fransisco, juga melakukan penghitungan zakat dengan cara itu. Ia memberi sebagian uang zakat kepada warga Muslim di kotanya yang diketahuinya secara pribadi membutuhkan bantuan. Sisanya dikirim ke beberapa badan amal di wilayah tempat tinggalnya dan badan amal internasional.
Cara membayar zakat yang dilakukan Ismail dan Rydhan umum dilakukan Muslim Amerika. Raza Farrukh dari Islamic Circle of North America mengatakan, “Dalam bulan Ramadan, masyarakat Muslim sangat aktif. Kami bisa menghubungi banyak orang untuk mendapatkan sumbangan bagi kaum duafa.”
Hasilnya, ratusan orang tua murid di Yonkers, New York, berbesar hati atas bantuan organisasi itu yang telah menyediakan berbagai alat keperluan sekolah yang kebanyakan tidak mampu mereka beli. Sementara, Peggy Kirkpatrick, direktur eksekutif Central Missouri Bank, juga merasa bersyukur atas kedermawanan Islamic Center of Central Missouri yang tidak putusnya ditunjukkan sejak bertahun-tahun.
Mohamed Abdul-Magd, General Manager Islamic Relief USA, mengatakan selama bulan Ramadan umat Islam kerap melipatgandakan upayanya untuk beramal.
“Ramadan adalah bulan penuh rahmat. Dalam bulan inilah umat Islam berpuasa untuk berempati kepada mereka yang kurang beruntung. Selama bulan ini umat Islam sangat bermurah hati menolong semua orang di seluruh dunia,” ujarnya.
Setiap tahun dalam bulan Ramadan organisasi Muslim Amerika itu mengerahkan ribuan sukarelawan dari beragam latar belakang untuk membagikan makanan, pakaian, selimut, layanan kesehatan, dan layanan sosial lainnya kepada tunawisma dan kaum duafa di berbagai kota di seluruh Amerika.
Kegiatan seperti itu juga banyak dilakukan organisasi kemasyarakatan Muslim lainnya, seperti Project Downtown di Miami dan Aliansi Muslim Teluk Tampa.
Jadi, selain beramal, semua kegiatan ini dapat menunjukkan kepada teman-teman non-Muslim Amerika bahwa mayoritas Muslim Amerika adalah warga negara yang baik yang juga memberi sumbangan positif kepada Amerika.
Yusuf Ramelize, pengelola produksi perusahaan layanan informasi di New York, misalnya, banyak meluangkan waktunya selama Ramadan membantu tunawisma di kota itu. Melalui situs yang dibentuknya, Homelessforoneweek.com, setiap tahun ia berusaha menggalang dana sebesar 5.000 dolar yang kemudian disumbangkan kepada organisasi nirlaba New York’s Coalition for the Homeless dan Bank Pangan kota New York.
Syed Ismail, ilmuwan peneliti NASA di Hampton, Virginia, menghitung zakat berdasarkan aset yang dimilikinya dan perhiasan isterinya. Ia kemudian mengirim uang zakat kepada kerabatnya yang miskin di India, dan sebagian lainnya kepada beberapa organisasi amal Amerika, termasuk Badan Amal Muslim di Norfolk, Virginia, yang menyalurkan bantuan bagi kelompok miskin di wilayah itu.
Irfan Rydhan, arsitek lulusan UC Berkely yang tinggal di San Fransisco, juga melakukan penghitungan zakat dengan cara itu. Ia memberi sebagian uang zakat kepada warga Muslim di kotanya yang diketahuinya secara pribadi membutuhkan bantuan. Sisanya dikirim ke beberapa badan amal di wilayah tempat tinggalnya dan badan amal internasional.
Cara membayar zakat yang dilakukan Ismail dan Rydhan umum dilakukan Muslim Amerika. Raza Farrukh dari Islamic Circle of North America mengatakan, “Dalam bulan Ramadan, masyarakat Muslim sangat aktif. Kami bisa menghubungi banyak orang untuk mendapatkan sumbangan bagi kaum duafa.”
Hasilnya, ratusan orang tua murid di Yonkers, New York, berbesar hati atas bantuan organisasi itu yang telah menyediakan berbagai alat keperluan sekolah yang kebanyakan tidak mampu mereka beli. Sementara, Peggy Kirkpatrick, direktur eksekutif Central Missouri Bank, juga merasa bersyukur atas kedermawanan Islamic Center of Central Missouri yang tidak putusnya ditunjukkan sejak bertahun-tahun.
Mohamed Abdul-Magd, General Manager Islamic Relief USA, mengatakan selama bulan Ramadan umat Islam kerap melipatgandakan upayanya untuk beramal.
“Ramadan adalah bulan penuh rahmat. Dalam bulan inilah umat Islam berpuasa untuk berempati kepada mereka yang kurang beruntung. Selama bulan ini umat Islam sangat bermurah hati menolong semua orang di seluruh dunia,” ujarnya.
Setiap tahun dalam bulan Ramadan organisasi Muslim Amerika itu mengerahkan ribuan sukarelawan dari beragam latar belakang untuk membagikan makanan, pakaian, selimut, layanan kesehatan, dan layanan sosial lainnya kepada tunawisma dan kaum duafa di berbagai kota di seluruh Amerika.
Kegiatan seperti itu juga banyak dilakukan organisasi kemasyarakatan Muslim lainnya, seperti Project Downtown di Miami dan Aliansi Muslim Teluk Tampa.
Jadi, selain beramal, semua kegiatan ini dapat menunjukkan kepada teman-teman non-Muslim Amerika bahwa mayoritas Muslim Amerika adalah warga negara yang baik yang juga memberi sumbangan positif kepada Amerika.