Myanmar harus memastikan akses kemanusiaan dan keamanan yang lebih baik di negara bagian Rakhine sebelum pengungsi, khususnya anak-anak, bisa kembali dari Bangladesh, demikian dikatakan Badan PBB untuk Dana Anak-Anak (UNICEF) hari Rabu (24/1).
Wakil Direktur Eksekutif UNICEF Justin Forsyth mengatakan hari Rabu, 58 persen pengungsi adalah anak-anak, banyak dari mereka masih trauma atas apa yang mereka alami.
Dari kamp pengungsi Kutapalong di Bangladesh selatan, Forsyth mengatakan, "Sangat penting bahwa hak dan kebutuhan mereka untuk perlindungan dan bantuan diutamakan dalam kesepakatan pemulangan keluarga ke Myanmar. Pemulangan pengungsi ke Myanmar harus bersifat sukarela, aman dan bermartabat."
Lebih dari 650 ribu pengungsi Rohingya melarikan diri ke Cox's Bazar, Bangladesh sejak akhir Agustus guna menghindari kekerasan dan penganiayaan di Myanmar. [ka/ii]