Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan pada Rabu (8/8) bahwa Presiden Myanmar Thien Sein telah menerima surat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berisi usulan konflik Rohingya dan sedang mempertimbangkannya.
“Kemarin dalam pembicaraan kami, Menteri Luar Negeri Myanmar menyatakan bahwa Presiden Thien Sein telah menerima surat dari Presiden RI dan sangat mengapresiasi adanya surat tersebut dan sedang dalam proses untuk memberikan jawaban atas surat itu,” ujar Marty kepada wartawan saat menghadiri peringatan ulang tahun ASEAN ke-45 di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Rabu.
Surat Presiden Yudhoyono berisi pandangan Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan atas etnis Rohingya, dan harapan agar pemerintah Myanmar memberikan perlindungan kepada kaum minoritas dan melakukan kembali pembangunan di perkampungan yang rusak akibat konflik.
Marty menambahkan, konflik yang terjadi atas etnis Rohingya, tidak bisa dilepaskan dari proses reformasi yang sedang terjadi saat ini di Myanmar.
“Penanganan masalah Rohingya, masalah hubungan antar etnis di Myanmar tidak bisa dipisahkan dari proses reformasi di Myanmar pada umumnya. Tentunya dalam pembicaraaan, kami juga menekankan perlunya diatasi tantangan ini, perlu transparansi termasuk pertimbangan Myanmar agar memungkinkan adanya suatu delegasi dari negara-negara lain lain untuk bisa melihat secara langsung kondisi di lapangan," kata Menlu RI.
"Menteri Luar Negeri Myanmar menyatakan saat ini mereka sedang mempertimbangkan, namun belum memutuskan, kemungkinan mengundang Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) sebagai tindak lanjut pertimbangan dari Indonesia,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan, mengatakan ASEAN akan menjadi bagian dari solusi setiap permasalahan, termasuk masalah yang menimpa etnis Muslim Rohingya. “ASEAN harus menjadi bagian dari solusi untuk masalah ini. Kami tidak ingin membuat isu ini menjadi semakin rumit. Setiap anggota ASEAN memiliki upayanya masing-masing untuk berkontribusi dalam meringankan penderitaan etnis Rohingya ini, apapun alasannya,” ujarnya.
Surin menambahkan, ia telah mengajukan rencana mengirimkan bantuan kemanusiaan seperti yang pernah dilakukan negara-negara anggota ASEAN setelah badai siklon Nargis menerpa Myanmar empat tahun lalu.
“Kemarin dalam pembicaraan kami, Menteri Luar Negeri Myanmar menyatakan bahwa Presiden Thien Sein telah menerima surat dari Presiden RI dan sangat mengapresiasi adanya surat tersebut dan sedang dalam proses untuk memberikan jawaban atas surat itu,” ujar Marty kepada wartawan saat menghadiri peringatan ulang tahun ASEAN ke-45 di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Rabu.
Surat Presiden Yudhoyono berisi pandangan Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan atas etnis Rohingya, dan harapan agar pemerintah Myanmar memberikan perlindungan kepada kaum minoritas dan melakukan kembali pembangunan di perkampungan yang rusak akibat konflik.
Marty menambahkan, konflik yang terjadi atas etnis Rohingya, tidak bisa dilepaskan dari proses reformasi yang sedang terjadi saat ini di Myanmar.
“Penanganan masalah Rohingya, masalah hubungan antar etnis di Myanmar tidak bisa dipisahkan dari proses reformasi di Myanmar pada umumnya. Tentunya dalam pembicaraaan, kami juga menekankan perlunya diatasi tantangan ini, perlu transparansi termasuk pertimbangan Myanmar agar memungkinkan adanya suatu delegasi dari negara-negara lain lain untuk bisa melihat secara langsung kondisi di lapangan," kata Menlu RI.
"Menteri Luar Negeri Myanmar menyatakan saat ini mereka sedang mempertimbangkan, namun belum memutuskan, kemungkinan mengundang Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) sebagai tindak lanjut pertimbangan dari Indonesia,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan, mengatakan ASEAN akan menjadi bagian dari solusi setiap permasalahan, termasuk masalah yang menimpa etnis Muslim Rohingya. “ASEAN harus menjadi bagian dari solusi untuk masalah ini. Kami tidak ingin membuat isu ini menjadi semakin rumit. Setiap anggota ASEAN memiliki upayanya masing-masing untuk berkontribusi dalam meringankan penderitaan etnis Rohingya ini, apapun alasannya,” ujarnya.
Surin menambahkan, ia telah mengajukan rencana mengirimkan bantuan kemanusiaan seperti yang pernah dilakukan negara-negara anggota ASEAN setelah badai siklon Nargis menerpa Myanmar empat tahun lalu.