Kembalinya berang-berang laut dan nafsu makan hewan itu yang besar telah membantu menyelamatkan sebagian wilayah rawa payau di California, menurut sebuah penelitian baru.
Berang-berang laut kerap memakan salah satu makanan favoritnya yaitu kepiting rawa-rawa, yang juga dikenal sebagai kepiting bergaris (Pachygrapsus crassipes).
Kepiting-kepiting tersebut menggali liang dan juga memakan akar-akar rumput di rawa payau yang berfungsi merekatkan melekatnya tanah.
Brian Silliman, ahli biologi laut di Universitas Duke yang ikut dalam penelitian tersebut mengatakan, "Marsh atau lahan basah yang ditumbuhi rumput jatuh ke dalam sungai dalam bentuk gumpalan tanah raksasa. Gumpalan tanah itu dipenuhi dengan liang-liang dan lubang dalam jumlah besar. Bentuknya tampak seperti keju Swiss. Lubang-lubang itu terdapat di sana sini dan dipenuhi dengan kepiting-kepiting bergaris yang sangat banyak, yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kepiting-kepiting itu menggali akar rumput tepi rawa. Akibatnya kepadatan lahan basah menjadi berkurang. Kepiting seringkali memakan akar rumput sehingga menyebabkan lahan basah runtuh."
Hasil penelitian itu juga memperlihatkan bahwa kembalinya berang-berang yang memakan kepiting bisa membantu memperlambat erosi di kawasan rawa payau tersebut.
Selama bertahun-tahun, tidak ada berang-berang satu pun di Elkhorn Slough.
Perdagangan kulit berbulu pada abad ke-19 menyebabkan populasi berang-berang menurun secara global, yang dahulu sempat menyebar mulai dari Alaska hingga California, juga di Rusia dan Jepang.
Pada suatu waktu, jumlah berang-berang sempat hanya tersisa sekitar 2.000 ekor, sebagian besar di antaranya berada di Alaska.
Larangan perburuan dan upaya pemulihan habitat telah berhasil memulihkan sebagian tempat tinggal berang-berang sebelumnya. Berang-berang terlihat untuk kali pertama di Elkhorn Slough pada tahun 1984.
Program pemulihan berupa membesarkan dan melepasliarkan berang-berang yang ditinggal induknya, yang dilakukan di Akuarium Monterey Bay yang terletak di dekat Elkhorn Slough mampu meningkatkan populasi berang-berang di muara sungai tersebut.
Untuk riset baru ini, para peneliti menganalisis tingkat erosi sejak tahun 1930-an untuk menilai dampak kembalinya berang-berang. Mereka juga memasang pagar agar berang-berang tidak mendatangi bagian tepi sungai selama tiga tahun, karena tepi sungai mengalami erosi lebih cepat.
Hasil penelitian lain juga memperlihatkan berang-berang membantu hutan rumput laut tumbuh kembali dengan mengendalikan jumlah landak laut yang memakan rumput laut.
Silliman menambahkan, lahan basah, muara sungai dan rawa payau membantu mencegah erosi dan berperan sebagai penyerap karbon.
Selain itu, rawa payau menyediakan banyak lmanfaat penting karena menjadi kehidupan bagi komunitas lokal, di antaranya meningkatkan produksi ikan, mencegah erosi akibat badai, menyerap polusi sebelum mencemari sungai dan juga berfungsi sebagai tempat rekreasi. [lj/lt]
Forum