Dupree tiba di negara itu pada tahun 1962 sebagai istri diplomat dan mendedikasikan sisa hidupnya untuk mengumpulkan dan melestarikan warisan budaya negara yang hancur akibat perang itu.
Pada tahun 2013, ia mendirikan dan membuka Afghanistan Center di Kabul University (ACKU), fasilitas pertama di negara ini yang didedikasikan untuk mempelajari sejarah, budaya dan masyarakat Afghanistan. Mendiang menjabat sebagai direktur lembaga tersebut hingga akhir hayatnya.
Dalam suatu pernyataan, Afghanistan Center mengemukakan visi Dupree bagi ACKU adalah lembaga ini akan berkontribusi pada rekonstruksi Afghanistan dengan mengumpulkan di satu tempat, para cendekiawan dalam hal budaya, sejarah dan politik Afghanistan.
Dalam beberapa wawancara dengan VOA, Dupree mengatakan ACKU diilhami oleh karya dan visi Louis Dupree, cendekiawan dan arkeolog terkemuka mengenai budaya dan sejarah Afghanistan. Nancy meninggalkan suaminya yang diplomat untuk menikah dengan Dupree.
Pasangan ini berlindung di negara tetangga, Pakistan, setelah mereka diusir dari negara itu pada tahun 1978 oleh pemerintah Afghanistan ketika itu yang didukung Soviet, yang mencurigai Louis sebagai mata-mata Amerika.
Setelah kematian suaminya pada tahun 1989, Dupree melanjutkan misinya untuk melestarikan sejarah Afghanistan selama bertahun-tahun dengan menggunakan tempat tinggalnya di Peshawar, kota perbatasan di Pakistan, sebagai markas sekaligus fasilitas penyimpanan.
Perang saudara tahun 1990-an dan kemudian bangkitnya pemerintahan Islamis Taliban tidak menghalangi Dupree untuk mengunjungi Kabul secara rutin dan membawa pulang buku-buku, peta, foto-foto dan alat musik tradisional Afghanistan yang langka.
Materi yang dibawanya juga mencakup dokumen-dokumen pemerintah dan nonpemerintah, selain hasil survei, laporan dan surat kabar dari masa pertempuran antarfaksi di Afghanistan dan rezim Taliban. [uh]